LUMAJANG, MEMORANDUM.CO.ID - “Kenali ancamannya, kurangi risikonya, siapkan strateginya, siap untuk selamat”. Sepenggal kalimat diatas sepintas hanya bertutur mengenai kewaspadaan, namun bagi sebagian besar warga di daerah yang jadi langganan bencana, akan memiliki makna yang amat mendalam. Yaa…makna bagaimana pentingnya pengetahuan tentang kebencanaan, serta yang terpenting adalah bagaimana upaya penyelamatan nyawa manusia ketika bencana besar datang tiba-tiba.
Salah satu bencana besar yang telah menjadi langganan di Provinsi Jawa Timur tentunya adalah letusan Gunung Semeru yang ada di antara dua kabupaten yakni Lumajang dan Malang. Semua orang sudah tahu, bagaimana dampak dari letusan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, terutama di sisi Kabupaten Lumajang. Dari catatan sejarah, ribuan korban jiwa telah jatuh disertai korban materiil tentunya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur di kala bencana awan panas guguran (APG) Gunung Semeru baik di tahun 2021 maupun tahun 2022 dipimpin oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa, tak kurang melakukan berbagai jurus dengan gerak cepat mulai dari antisipasi bencana, penanganan saat bencana, hingga pascabencana dengan membangun hunian sementara (huntara) maupun hunian tetap (huntap) plus berbagai fasilitas penunjang bagi seluruh penyintas APG Semeru diberikan secara maksimal.
BACA JUGA:Ini Daftar Infrastruktur dan Fasum Rusak Berat Pascabencana Banjir Lahar Dingin Semeru
Tak kurang strategi kolaborasi elemen pentahelix dalam pengurangan risiko bencana untuk mendukung upaya PRB dengan sinergi dan kolaborasi antarelemen pentahelix, yakni pemerintah sebagai regulator, dunia usaha (pendorong), akademisi-pakar (konsep dan inovasi), masyarakat (akselerator), serta media (pengganda), kelimanya telah terbukti bergandengan tangan erat bersatu tangguh menghadapi bencana.
RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024, sesuai Nawa Bhakti Satya Gubernur Jatim nomor 9 yakni Jatim Harmoni di antaranya dengan mewujudkan harmoni sosial, alam dan lingkungan hidup, serta melestarikan kebudayaan dan mengembangkan budaya olahraga.
Ini juga sesuai dengan Misi ke 4, yakni melaksanakan pembangunan berdasarkan semangat gotong royong, berwawasan lingkungan untuk menjamin keselarasan ruang ekologi, ruang sosial, ruang ekonomi, dan ruang budaya. Penjabaran tujuan dan sasaran Misi ke 4 adalah terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan yang memiliki sasaran meningkatnya kualitas lingkungan hidup, dan meningkatnya kapasitas ketangguhan terhadap bencana.
BACA JUGA:Menko PMK Jadikan Lumajang Role Model Percepatan Penanganan Pascabencana
Sementara untuk Program Icon yang telah diampu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim diantaranya pembentukan Destana, SPAB, sosialisasi, dan edukasi, sarpras kesiapsiagaan, pemenuhan kebutuhan dasar pada saat darurat bencana, serta pemulihan sarana prasarana pascabencana.
Salah satu yang fenomenal adalah kolaborasi pentahelix antara pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan pemerintah pusat saat mendirikan hunian sementara (huntara) serta hunian tetap (huntap) di lereng Semeru pasca peristiwa awan panas guguran (APG) Semeru pada akhir 2022 dalam waktu relatif singkat.
Hunian tetap (huntap) di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro yang kini nampak asri dan bersih.-Tri Haryoko-
Memorandum yang berkesempatan datang di kawasan huntap dan huntara tepatnya di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang bisa melihat dari dekat bagaimana kehidupan ratusan kepala keluarga yang tinggal di rumah sangat layak dengan fasilitas lengkap.
Sambutan hangat terlihat saat puluhan jurnalis yang biasa melakukan peliputan di pemprov Jatim (Pokja Grahadi) tiba di kawasan hunian tetap (huntap) Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, pekan lalu. Bangunan kokoh balai pertemuan warga di tengah-tengah bangunan huntap yang biasanya sepi, siang itu sedikit riuh.
Warga penghuni huntap baik pria maupun wanita nampak duduk bersimpuh lesehan menyambut kedatangan jurnalis asal Surabaya. Selain sejumlah pejabat dari pemkab Lumajang yang hadir, nampak pula Kepala Desa Sumbermujur Yayuk Sri Rahayu menampakkan senyum bahagia.
BACA JUGA:Bupati Lumajang Ingin Ada Sistem Peringatan Dini Bencana Semeru