Kasus HIV di Jember Serang Usia Produktif: Tertinggi Ketiga di Jatim, Dinkes Sebut Seks Bebas Jadi Pemicu

Kasus HIV di Jember Serang Usia Produktif: Tertinggi Ketiga di Jatim, Dinkes Sebut Seks Bebas Jadi Pemicu

Ahmad Helmi Lukman, Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember, Jawa Timur saat dikonfirmasi, --

JEMBER, MEMORANDUM.CO.ID - ​Jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, masih terbilang tinggi. Sepanjang tahun 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember mencatat adanya 200 penderita baru yang berhasil ditemukan.

​Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Jember, Ahmad Helmi Lukman, mengungkapkan bahwa temuan kasus HIV di Jember ini menempatkan wilayahnya di peringkat ketiga tertinggi se-Jawa Timur.

​"HIV kami nomor tiga di Jawa Timur, ada sekitar 200 kasus yang ditemukan," ujar Helmi, Rabu, 29 Oktober 2025.

BACA JUGA:Dinkes Gresik Temukan 197 Kasus HIV hingga Agustus 2025, Deteksi Dini Digencarkan


Mini Kidi--

​Ia menjelaskan, tingginya angka temuan ini merupakan dampak positif dari upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember yang gencar menggelar pemeriksaan kesehatan gratis di Puskesmas dan sekolah. Melalui deteksi dini ini, para penyintas HIV dapat segera mendapatkan perawatan medis.

​"Belum tentu daerah yang tidak terdeteksi HIV itu rendah kasusnya. Makanya kami gencar melakukan pengobatan kesehatan gratis ke masyarakat terutama sekolah," imbuh Helmi.

BACA JUGA:Cegah Penyakit Menular, Pemkot Pasuruan Komitmen Tangani 467 Kasus HIV dan Tekan Angka DBD

​Dari ratusan kasus yang ditemukan, rata-rata penderita berada dalam usia produktif, yakni antara 25 hingga 35 tahun. Helmi menilai, kelompok usia ini harus terus dipantau secara intensif selama proses rehabilitasi dan pengobatan.

​"Kami lakukan edukasi agar terus berobat untuk meredam penularan pada pihak yang lain. Kalau perlu kami berikan pemberdayaan," paparnya.

BACA JUGA:4 PSK di Madiun Positif Terinfeksi HIV/AIDS

​Helmi menambahkan, pemicu utama penularan HIV pada ratusan penyintas tersebut adalah hubungan seks bebas dan seks menyimpang. Ironisnya, penularan paling banyak terjadi dari orang terdekat penyintas.

​"Seks menyimpang, dan rata-rata yang menularkan itu dari orang dekat penyintas. Untuk karena turunan masih jarang," tambahnya.

BACA JUGA:Kasus HIV/AIDS Melonjak di Madiun, Remaja Berisiko Tinggi

Sumber:

Berita Terkait