umrah expo

Kisah Aldi, Membayar Iuran JKN, Menanam Kebaikan

Kisah Aldi, Membayar Iuran JKN, Menanam Kebaikan

Aldi Supmana (44) sangat bersyukur dapat memanfaatkan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). --

BOJONEGORO, MEMORANDUM.CO.ID - Aldi Supmana (44) sangat bersyukur dapat memanfaatkan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pasang surut kondisi kesehatannya mengharuskan ia harus menjalani rawat inap. Menurutnya jika sejak lama ia belum terdaftar menjadi pesertanya tentu saat sakit biaya yang dikeluarkan sangat banyak. Ia pun setiap bulannya rutin untuk membayar iuran JKN agar kepesertaannya tetap aktif. Aldi sadar jika prinsip gotong-royong yang digaungkan oleh BPJS Kesehatan benar-benar nyata dan terbukti.

“Saat itu saya merasakan jantung yang berdebar dengan kencang, sesak napas dan badan menjadi lemas. Selanjutnya malam itu oleh keluarga, saya pun segera di bawa Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit yang kebetulan telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Beruntung dengan kepesertaan JKN aktif sehingga semuanya pun mudah dan tanpa ribet. Tidak ada salahnya juga membayar iuran tepat waktu sehingga saat-saat genting seperti ini tidak terjadi kepanikan. Selanjutnya tim medis yang menangani saya pun memberikan penanganannya dengan sangat baik dan cepat,” tuturnya.

BACA JUGA:Frits Cornelis, Warga Asing Rasakan Manfaat Layanan JKN di Indonesia


Mini Kidi--

Selama hampir lima hari, Aldi pun akhirnya menjalani rawat inap. Kondisi kesehatannya berangsung membaik. Ia sangat bersyukur telah sedia payung sebelum hujan sehingga tidak membebani keluarganya. 

“Akhirnya saya pun menyadari jika prinsip gotong-royong ini bahwa setiap peserta yang sehat membantu peserta lainnya yang sedang sakit. Selanjutnya, Iuran setiap bulan yang di bayar rutin menurut saya adalah wujud nyata prinsip gotong-royong. Kita tidak pernah mengetahui kapan sakit itu akan datang. Namun seandainya saat sehat dapat berkontribusi maka akan menjadi ladang pahala kita. Saya pun berjanji akan selalu membayar iuran tepat waktu karena nilainya tidak sebanding dengan besarnya biaya pengobatan saya,” jelas bapak satu orang anak ini.

BACA JUGA:Saatnya Generasi Muda Bangun Bangsa, Dukung Keberlangsungan Program JKN

Aldi pun juga sempat membayangkan jika banyak peserta JKN yang menunda iuran pembayarannya. Tentu dampaknya mungkin saya program JKN ini tidak dapat berkelanjutan.

“Ternyata saya pun mulai berpikir andaikan banyak sekali peserta JKN yang menunggak iurannya. Prinsip gotong-royong yang menjadi maskot BPJS Kesehatan tidak dapat terwujud. Penyakit seperti gagal ginjal dan harus cuci darah pun sepertinya tidak akan sanggup jika menggunakan uang pribadi. Terima kasih banyak untuk BPJS Kesehatan yang telah meringankan beban biaya pengobatan saya,” ulasnya.

Selanjutnya dengan rasa bangga, Aldi mengaku ingin berkontribusi untuk keberlangsungan layanan JKN. Melalui menjadi peserta JKN, ia ingin belajar tentang empati dan solidaritas. 

BACA JUGA:Duta Muda Bojonegoro Bangga Jadi Peserta JKN, Nilai Layanan BPJS Kesehatan Tak Ribet

“Kini, setiap kali membayar iuran, saya merasa bangga dan bersyukur karena bisa berkontribusi untuk layanan JKN. Tentunya dapat menjadi penyambung hidup bagi seseorang yang sedang berjuang untuk sembuh dari sakitnya. Dengan membayar iuran tepat waktu, harapannya Program JKN ini dapat terus berkelanjutan. Dan semoga layanan JKN semakin bagus sehingga kepuasan pesertanya meningkat,” harapnya.

Aldi juga menuturkan jika membantu sesama bukan hanya kewajiban saja. Menurutnya wujud nyata peserta JKN dapat meningkatkan rasa kebersamaan.

BACA JUGA:Dengan Fornas, Peserta JKN Tidak Perlu Khawatir Pembiayaan Obat di Saat Sakit

Sumber: