Dinas Pendidikan Tulungagung Bentuk Tim Khusus, Tangani Ribuan Anak Putus Sekolah

Dinas Pendidikan Tulungagung Bentuk Tim Khusus, Tangani Ribuan Anak Putus Sekolah

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Rahadi Puspita Bintara (kiri) mendampingi Bupati Gatut Sunu dan Wabup Ahmad Baharuddin ketika peringatan Hardiknas 2025.-Ahmad Rifai-

TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Masalah anak putus sekolah masih menjadi tantangan serius di Kabupaten Tulungagung. Data terbaru menyebutkan ada sekitar 2 ribu anak, terutama di jenjang SMP dan SMA harus putus sekolah dan tidak lagi melanjutkan pendidikan formal.

BACA JUGA:Puluhan Pelajar di Tulungagung Terjaring Razia Satpol PP Bersama Dinas Pendidikan

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Rahadi Puspita Bintara.


Mini Kidi--

Pipit, sapaan akrab Rahadi Puspita Bintara mengatakan, pihaknya tidak tinggal diam menghadapi hal ini. Ke depan pihaknya berencana membentuk tim khusus (timsus) yang fokus menangani persoalan anak putus sekolah.

BACA JUGA:Dinas Pendidikan Tulungagung Lepas Atlet O2SN dan FLS2N untuk Kejuaraan Tingkat Provinsi

"Masalah ini jadi prioritas utama kami, apalagi pemerintah pusat sudah menggalakkan program wajib belajar 13 tahun. Maka dari itu, kami bentuk tim khusus untuk menjangkau dan mendampingi anak-anak yang putus sekolah," ujarnya, kemarin.

BACA JUGA:Musim PPDB, Ratusan Wali Murid Mengantre di Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung

Pipit merinci, tim ini tak hanya mendata, tapi juga menawarkan solusi konkret berupa pendidikan alternatif, seperti program kejar paket A, B, dan C.

BACA JUGA:Dinas Pendidikan Tulungagung Pecahkan Rekor Muri Bidang Matematika Jenjang SD

"Anak-anak yang sudah tidak sekolah kami dorong ikut program kejar paket. Sistem belajarnya fleksibel, bisa disesuaikan dengan waktu mereka, termasuk bagi yang sudah bekerja," ungkapnya.

BACA JUGA:Dinas Pendidikan Tulungagung Gelar Workshop Pembelajaran Inklusif Bagi Siswa Penyandang Disabilitas

Menurutnya, penyebab utama banyaknya anak putus sekolah di Tulungagung adalah faktor ekonomi. Banyak dari mereka yang harus membantu orang tua mencari nafkah. Selain itu, ada juga segelintir kasus kenakalan remaja, meski angkanya tak signifikan.

BACA JUGA:Dinas Pendidikan Tulungagung Buka PPDB Secara Serentak

Sumber:

Berita Terkait