Kisah Pilu Putri di Surabaya Putus Sekolah karena Ekonomi, Pemkot Fasilitasi Kejar Paket C
Jajaran Pemkot Surabaya mendatangi rumah keluarga Mariyati di Jalan Krembangan Bhakti 2/4B Kecamatan Krembangan.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Cita-cita Putri Gita Taria (20) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA harus tertunda karena keterbatasan ekonomi, Kamis 23 Oktober 2025.
Remaja asal Jalan Krembangan Bhakti 2/4B, RT 02/RW 02, Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan, ini rela mengalah demi sang adik, Ristiyo Ari Prabakti (9), agar bisa terus bersekolah.

Mini Kidi--
Putri, lulusan SMP Negeri 5 Surabaya, tinggal bersama ibunya, Mariyati (43), di rumah kontrakan sempit berukuran 3x4 meter. Sebagai orang tua tunggal, Mariyati bekerja sebagai buruh cuci dengan penghasilan sekitar Rp1,2 juta per bulan.
Dengan pendapatan terbatas, Mariyati harus membagi penghasilan untuk makan sehari-hari, sewa kontrakan, listrik, dan biaya sekolah anak bungsunya.
“Uang segitu harus buat makan, bayar kontrakan, listrik, dan sekolah adiknya. Kalau dua-duanya sekolah, kami tidak bisa makan,” ujar Mariyati di kediamannya.
Putri pun menunjukkan pengorbanan besar dengan memilih bekerja dan menunda sekolah demi adiknya.
“Anak saya yang pertama bilang, ‘Enggak apa-apa Bu, aku kerja aja. Biar adik sekolah dulu,’” kenang Mariyati dengan mata berkaca-kaca.
Mengetahui kondisi tersebut, Pemerintah Kota Surabaya langsung bergerak. Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Yusuf Masruh, bersama Camat Krembangan, Harun Ismail, mendatangi rumah keluarga Mariyati untuk melakukan penjangkauan.
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Siapkan Tangan Palsu untuk Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny
Yusuf menjelaskan, Putri sebenarnya telah menamatkan jenjang SMP namun tidak melanjutkan ke SMA karena keterbatasan biaya.
“Jadi tidak benar putus sekolah jenjang SMP, tapi tidak melanjutkan ke jenjang SMA karena alasan ekonomi,” tegas Yusuf.
Sebagai solusi, Pemkot Surabaya akan memfasilitasi Putri mengikuti program Kejar Paket C Krisna (Kejar Impian Sekolah Kembali Bersama) secara gratis.
“Nanti akan mengikuti Paket C Krisna di Dupak. Jadwalnya fleksibel dan bisa disesuaikan. Kami akan terus melakukan pendampingan melalui kecamatan dan kelurahan,” jelas Yusuf.
BACA JUGA:Penipuan Modal UMKM Fiktif, Anak Mantan Lurah Sememi Ngaku Staf Pemkot Surabaya, Raup Ratusan Juta
Selain itu, Pemkot juga memastikan pendidikan adik Putri, Ristiyo, tetap berjalan tanpa hambatan.
“Untuk adiknya nanti saya koordinasikan dengan sekolah juga biar enggak putus, kita pantau,” tambahnya.
Camat Krembangan, Harun Ismail, menegaskan pihaknya akan memberikan dukungan penuh bagi keluarga tersebut, termasuk antar jemput gratis bagi Putri saat mengikuti Kejar Paket C.
Lebih lanjut, Pemkot juga akan menawarkan berbagai pelatihan keterampilan untuk membekali Putri di dunia kerja.
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Resmikan Program Surabaya Kota Wakaf untuk Kesejahteraan Masyarakat
“Ada program pelatihan memasak, membuat kue, salon, dan merias. Tujuannya agar dia punya keahlian,” ungkap Harun.
Meski belum terdata dalam kategori keluarga miskin (Gamis), Pemkot Surabaya tetap akan memantau dan memberikan pendampingan berkelanjutan.
“Yang bersangkutan juga berharap bisa mendapat bantuan pekerjaan padat karya dan pelatihan. Yang terpenting, kita segera masukkan dulu untuk kejar Paket C. Harapannya, Putri bisa meningkatkan derajat keluarganya dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” pungkasnya.
Sumber:



