Game Online Mobile Legends Jadi Ekstrakurikuler Sekolah, Langkah Inovatif atau Kontroversi?
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh. --
Namun, keputusan ini juga memicu berbagai kontra dan kekhawatiran. Sejumlah wali murid mengaku khawatir mengenai potensi dampak negatif game online, seperti kecanduan, hingga pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik dan mental siswa.
BACA JUGA: Menaklukkan Land of Dawn: 5 Hero Support Terbaik di Season 32 Mobile Legends (Update 2024)
Menurutnya perlu ada pengawasan dan batasan yang jelas agar tujuan edukatifnya tercapai dan tidak justru merugikan siswa.
"Kita juga harus sangat berhati-hati terhadap risiko kecanduan dan pengaruh negatif lainnya," ungkap Parwati salah seorang wali murid SD yang tinggal di Kendangsari Rungkut.
Di sisi lain, Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi), menyebut bahwa game online bukan olahraga karena tidak ada giat fisik.
BACA JUGA:Menaklukkan Land of Dawn: 5 Hero Jungler Terbaik di Season 32 Mobile Legends (Update 2024)
Menkomdigi yang saat itu tengah mengunjungi Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha Batalyon Artileri Medan 9 Purwakarta bersama Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi mengatakan kalau game online bukan olahraga karena tidak menggunakan aktivitas fisik, dan tidak mengeluarkan keringat.
"Kalau bagi saya, sport tetap perlu melibatkan juga giat-giat fisik, selain juga online. Saya nggak bilang online itu jelek, tapi tetap, kalau namanya sport, perlu ada giat fisiknya," ucapnya.(mg2/alf)
Sumber:



