PG Kebonagung Kembangkan Varietas Tebu Tahan Cuaca Ekstrem

PG Kebonagung Kembangkan Varietas Tebu Tahan Cuaca Ekstrem

tanaman tebu-Biro Malang-

MALANG, MEMORANDUM - Sebagai salah satu perusahaan penyanggang komoditas gula nasional, PG Kebonagung terus berinovasi dalam mendapatkan bibit tebu yang kandungan gulanya tinggi. Disamping itu tanaman tebu tersebut, harus tahan terhadap cuaca ekstrim yang terjadi saat dibudidayakan.

"Varietas baru ini tidak merugikan petani disamping kandungan gulanya cukup tinggi, hasil panennya juga maksimal," terang, Saptio Agi Phambowo, Kasi Tebang Angkut, Litbang dan Bina Produksi PG Kebonagung, Minggu 12 Mei 2024.

Dia juga mengungkapkan, tanaman tebu tiga varietas unggul baru ini yaitu PSKA942, PSKA062, dan PSKA095, bisa ditanam pada lahan apa saja. Terutama pada wilayah berlereng, karena wilayah kabupaten Malang sebagian yang ditanami tebu merupakan lereng. 

Ketiga varietas bibit tebu tersebut memiliki keunggulan lebih tahan pada kondisi iklim ekstrim. Seperti saat ini kondisi iklim cukup ekstrim, saat ini sedang Ep nino dimana masuk bulan Juli nanti langsung di susul oleh La Nina.

BACA JUGA:Ribuan Peserta Jalan Sehat Semarakkan Selamatan Giling 2024 PG Kebonagung

"Alhamdulilah varietas itu sudah kita uji, Insya allah itu bisa adaptasi dengan lingkungan yang ekstrim, kata Saptio.

Pria asli Sunda ini menambahkan, keunggulan lain yang dimiliki ketiga varietas tersebut antara dari segi rendemen dan bobot. Baik PSKA942, PSKA062, dan PSKA095 memiliki potensi rendemen yang tinggi.

"Kita sudah mengembangkan varietas unggul yang kita miliki, kita punya varietas PSKA942, PSKA062, PSKA095, yang harapannya bisa menjadi varietas unggul pengganti varietas yang sudah ada. Potensi rendemennya tinggi. Kemudian dari segi bobot, adaptasi ketahanan terhadap iklim," jelas Tio.

Berbicara soal rendemen, PG Kebonagung tidak berharap terlalu banyak pada musim giling tahun ini. Ada sejumlah faktor yang bisa membuat rendemen tebu petani rendah. 

BACA JUGA:JPU Siap Ajukan Kasasi Kasus Dugaan Korupsi Senkuko Kebonagung

"Rendemen kita cenderung turun. Pertama, pada saat tebang tebu tahun kemarin, kita kan mengalami kemarau panjang, sehingga pertumbuhan itu terhambat. Kemudian akhirnya petani menanam ulang, tebang lebih awal, sehingga umurnya sama dengan tanaman bulan Juli dan Agustus. Kemudian untuk tebu yang pada awal tebang tahun kemarin itu, itu dengan harga tebu bibit yang luar biasa, bagus, sehinga petani itu antusias, harga bibit setelah giling itu mencapai 100 ribu per kwintal," tuturnya. (kid)

Sumber: