Buntut Gempa Bawean, Puluhan Rusa Hilang dan Pagar Penangkaran Rusak Parah

Buntut Gempa Bawean, Puluhan Rusa Hilang dan Pagar Penangkaran Rusak Parah

Kondisi pagar penangkaran rusa di Bawean rusak parah akibat gempa--

GRESIK, MEMORANDUM - Gempa bumi yang terjadi di Pulau Bawean sejak 22 Maret 2024 lalu menyisahkan pilu. Selain ratusan rumah hancur, Gempa bumi juga membuat fasilitas umum (fasum) ikut terdampak. Termasuk penangkaran rusa di Desa Pudakit Timur, Sangkapura, Bawean

Bangunan seluas hampir 1 hektar tersebut, mengalami kerusakan cukup parah. Pagar di sisi selatan rumah penangkaran ambrol. Akibatnya, puluhan rusa dikabarkan hilang dan beberapa juga mati.

BACA JUGA:Menyebrang ke Bawean, Polres Gresik Jemput Dua Tersangka Pemerkosaan

Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) 11 BKSDA Bawean, Nur Syamsi menyebut, kerusakan pagar penangkaran disebabkan oleh gempa berkekuatan 6,5 magnitudo pada 22 Maret 2024 lalu. Ia merinci, pagar di area pengangkaran jebol, dan miring ke bawah sekitar kurang lebih 50 meter. 

"Akibat peristiwa tersebut, ada 20 rusa Bawean kabur dari pengangkaran," kata Nur Syamsi, Sabtu 11 Mei 2024, siang.

Ia kembali merinci, total rusa ada 26 di pengangkaran yang dikelola perorangan tersebut. Dari jumlah itu, 20 rusa hilang. Sedangkan 6 rusa lainnya masih selamat tapi dua diantaranya kondisinya kritis. "Dua rusa kritis dan akhirnya mati," ujar dia.

BACA JUGA:Geger, Warga Bawean Temukan Bangkai Ikan Dugong di Pantai Pajinggahan

Begitu juga dengan sisa empat rusa di penangkaran. Karena lokasi rusaknya pagar, masih belum diperbaiki. Sebagai alternatif sementara di bagian pagar yang jebol itu, diberikan jaring. Agar rusa tidak terganggu dengan hewan liar hutan sekitar. Khususnya anjing. 

"Namun tetap saja anjing bisa masuk penangkaran, dan empat rusa tersebut perlahan stres, kritis dan mati. Para rusa dikejar anjing, stres semua, hingga kondisi kritis dan mati semua," tegas dia.

BACA JUGA:Kisah Pilu Gadis Bawean Dicekoki Miras dan Digilir Tiga Pemuda Bejat

Pihaknya mengakui dari laporan petugas penangkaran, kini masih berkomunikasi lebih lanjut kepada BKSDA Jatim, dan Taman Safari Indonesia (TSI). Karena petugas pengelola dari petugas TSI dan BKSDA sebagai pengawasan penangkaran. 

"Tunggu TSI tindak lanjutnya, sementara ini masubelum diperbaiki, dan tidak ada anggaran. Atau alternatif lain. Rencananya akan ambil rusa di Pantai Mombul. Dengan berkoordinasi bersama TSI," tandas dia.

BACA JUGA:Kejati Jatim Gelar Bazar Ramadan, Lelang Ikan untuk Bantu Korban Gempa di Pulau Bawean

Diketahui, di Bawean, ada dua pengkaran rusa. Pertama di Pudakit Timur milik Sudir warga setempat, dan kedua di Wisata Mombul milik Jazilul Fawaid. "Keduanya legal dan semua izinnya diakomodir BKSDA dan TSI," tutup dia.(fdn)

Sumber: