Kasus DBD Terus Meningkat, Dinkes Tulungagung Bakal Aktifkan PSN Setiap Jumat

Kasus DBD Terus Meningkat, Dinkes Tulungagung Bakal Aktifkan PSN Setiap Jumat

dr Kasil Rokhmad-Biro Tulungagung-

TULUNGAGUNG, MEMORANDUM - Sesuai dengan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, hingga akhir April 2024 total sudah ada 10 warga Tulungagung meninggal dunia karena kasus demam berdarah dengue (DBD).

Jumlah tersebut melengkapi temuan kasus DBD sejak awal tahun yang terus mengalami peningkatan. Tercatat pada Januari 2024 lalu didapati 56 kasus, kemudian pada Februari didapati 89 kasus. Puncaknya pada Maret ditemukan 196 kasus, dan hingga akhir April ini ditemukan 68 kasus.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinkes Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmad.

Dokter Kasil mengatakan, pasien ke 10 yang meninggal itu sempat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Tulungagung.

BACA JUGA:Musim DBD? Simak 5 Tips Jitu Menghindari Penyakit Mematikan Ini!

"Jumlah korban meninggal ada 10, sebelumnya ada 9 orang. Terbaru itu di salah satu rumah sakit swasta Tulungagung," ujarnya, Kamis 18 April 2024.

Kasil menjelaskan, upaya pelaksana pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak pada penghujung bulan puasa kemarin dirasa kurang tepat sasaran. Sebab masyarakat cenderung melakukan pembersihan lingkungan sekitar, bukan fokus pada pemberantasan sarang nyamuk di sekitarnya.

"Karena saat itu yang dilakukan lebih ke bersih - bersih lingkungan, bukan fokus ke mencari sarang nyamuknya, jadi kurang efektif," ucapnya.

Dokter Kasil menyebut, ke depan pihaknya akan mengaktifkan lagi program PSN setiap hari Jumat, dilakukan secara serentak di seluruh Kabupaten Tulungagung.

BACA JUGA:Fakta-Fakta Nyamuk Wolbachia Bisa Menekan Kasus DBD

"Dengan izin bupati dan sekda, kami akan mengaktifkan PSN setiap hari Jumat, dengan sasaran di semua desa di semua kecamatan," katanya.

Selain PSN, hal lain yang dilakukan Dinkes Tulungagung adalah mendorong desa-desa, terutama yang ada temuan kasus untuk bisa menggelar upaya fogging secara mandiri. Itu mengingat keterbatasan personel dan alat yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung.

Apalagi adanya alat fogging yang saat ini masih dalam perbaikan, karena kondisinya yang rusak.

"Sebagian besar alat fogging yang dimiliki 32 puskesmas se-Tulungagung saat ini dalam keadaan rusak. Karena hanya digunakan sekali setahun tanpa perawatan," pungkasnya.(fir/mad)

Sumber: