Tercatat 203 Lansia Ditampung Dinsos Surabaya, Didominasi Kasus Anak Telantarkan Orang Tua

Tercatat 203 Lansia Ditampung Dinsos Surabaya, Didominasi Kasus Anak Telantarkan Orang Tua

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajriatin. -Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM - Pemkot Surabaya terus berkomitmen memberikan perhatian terhadap para orang tua yang sudah lanjut usia (lansia). Terutama bagi mereka yang hidup sebatang kara dan tidak memiliki keluarga. Karenanya, pemkot menyiapkan Panti Griya Wreda baru di kawasan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Mediasi Kasus Lansia Tinggal Sebatang Kara, Keluarga Beber Fakta 

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin mengatakan, fasilitas Panti Griya Wreda yang baru itu, nantinya akan digunakan sebagai pusat penampungan lanjut usia (lansia).

"Nantinya Panti Griya Wreda baru (Babat Jerawat) itu menjadi sentral untuk lansia. Nanti nggak terpisah antara Griya Wreda di Jambangan atau di Kalijudan, nanti menjadi satu di Babat Jerawat sehingga nantinya tempat itu menjadi sentral untuk lansia. Rencananya begitu, di Babat Jerawat masih dalam proses, memang awal tahun ini dimulainya, " kata Anna.

BACA JUGA:Ratusan Lansia di Griya Werdha Jambangan Ikuti Sosialisasi Pemilu 2024

Penambahan panti baru dilakukan karena kapasitas Griya Wreda Jambangan Surabaya sudah tidak mencukupi. Saat ini, kata Anna, dinsos masih pakai tempat sementara di UPTD Kalijudan.

Lansia yang sekarang ini dirawat dan tinggal sementara di UPTD Kalijudan adalah mereka yang mandiri. Artinya, para lansia itu bisa makan, mandi, ibadah maupun melakukan aktivitas secara mandiri.

"Di Surabaya itu ada dua Griya Wreda, aslinya di Jambangan kemudian karena di Jambangan kapasitasnya tidak memenuhi maka kita kembangkan di Kalijudan. Untuk lansia yang mandiri kami taruh di Kalijudan dan yang di bawah mandiri maka tetap di Jambangan. Nanti ke depannya akan dijadikan satu (di Griya Wreda Babat Jerawat). Sehingga nanti penanganannya akan lebih komprehensif menjadi satu," ungkap dia.

Anna menjelaskan, Panti Griya Wreda yang baru itu, diproyeksikan mampu menampung sekitar 300 hingga 350 lansia. Setelah seluruh lansia itu dipindahkan ke panti yang baru, UPTD Griya Wreda Jambangan dan UPTD Kalijudan akan digunakan sebagai tempat Sekolah Bibit Unggul.

Ia juga mengungkapkan, tempat penampungan untuk lansia yang baru nantinya, akan menggunakan bangunan atau lahan eks penampungan penderita penyakit kusta di Babat Jerawat. Saat ini, para eks penderita kusta tersebut mayoritas telah sembuh dan sebagian lagi telah dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.

“Mereka ada yang sudah pindah ke rumah susun, ada juga yang sudah punya rumah sendiri dengan hasil yang dia dapatkan. Ada juga yang  sudah kita pulangkan,” ungkapnya.

Anna menyebutkan, pada saat ini jumlah lansia di UPTD Griya Wreda Jambangan dan UPTD Kalijudan, total sebanyak 203 orang. Kebanyakan, lanjut Anna, para lansia yang berada di UPTD Kalijudan adalah lansia yang mandiri.

"Total lansia terlantar di tampung dinsos ada 203, mereka di tampung di dua tempat, yakni di Panti Griya Wreda Jambangan dan di Kalijudan (ada 30 lansia mandiri)," jelasnya.

Pihaknya pun ingin membuka hati dan nurani masyarakat agar tidak serta merta menelantarkan orang tua mereka yang sudah lansia. Jika faktor ekonomi menjadi alasan, Pemkot Surabaya memastikan siap untuk memberikan intervensi kepada anak atau keluarganya.

"Ada bermacam macam (sampai lansia terlantar), jadi ada yang tidak punya keluarga, ada yang karena masalah keluarga, seperti mohon maaf ada juga yang memang ditelantarkan anaknya juga ada, ada juga yang memang tidak punya anak sehingga bergantung pada tetangga sehingga kita bantu dan kita tampung di Griya Wreda, " paparnya.

Disinggung apakah masih ada lansia terlantar di Surabaya yang belum tertampung dinsos, pihaknya menegaskan bahwa setiap informasi dan laporan masuk tentang adanya lansia terlantar pasti akan secepatnya melakukan pengecekan.

"Kalau yang terlantar pasti disampaikan kepada kami, makannya salah satu syaratnya lansia terlantar, kalau memang ada laporan lansia terlantar pasti kami langsung kita cek, " jelasnya.

Untuk bisa menghuni Griya Wreda, salah satu syaratnya lansia harus ber-KTP Surabaya.

"Syarat lain adalah ber-KTP Surabaya, karena kami ada di bawah naungan Pemerintah Kota Surabaya maka itu salah satu syaratnya ber-KTP surabaya, " jelasnya.

Sementara untuk lansia terlantar warga luar daerah yang diamankan satpol PP kemudian diserahkan dinsos, Anna mengatakan biasa Dinsos Surabaya bakal koordinasi dengan Pemprov Jatim untuk penanganan selanjutnya.

"Kalau memang dia (lansia terlantar) bukan warga Surabaya, maka kami lakukan tracking yang bersangkutan berKTP mana, kemudian kita koordinasi dengan dinas sosial provinsi dan kementerian sosial, " ujar Anna.

Anna menjelaskan,  selain merawat para lansia, di Griya Wreda para lansia juga diberdayakan dengan kegiatan positif.

"Pemberdayaan lansia berbeda dengan pemberdayaan yang lain. Seperti memperpanjang usia hidup, kemudian diberikan ketenangan hati, kebahagiaan, seperti itu. Ada juga kegiatan senam, bercocok taman, musik hadrah," pungkasnya. (*)

Sumber: