Tipuan Nafsu dan Setan

Tipuan Nafsu dan Setan

Gus Hisa Al Ayyubi--

Oleh : Gus Hisa Al Ayyubi - Pengasuh PPIQ Darul Hidayah (Yatim & Dhuafa) Kota Malang


Biasanya seseorang yang telah mempunyai ilmu pengetahuan yang luas atau tinggi tradisinya tiba-tiba tumbuh perasaan bahwa dirinya paling cerdas atau alim.

Begitu juga seorang insan yang banyak beramal juga beribadah kadang dapat muncul perasaan seolah-olah dirinya lebih taqwa daripada manusia di sekitarnya.

Itulah tipuan nafsu dan syaitan yang gemar menggoda kepada setiap insan hingga ilmu, amal dan ibadahnya menjadi sia-sia.

Setan hembuskan perasaan-perasaan angkuh, dengki, ujub serta riya'. Maka tiada gunanya ilmu tinggi apabila berakhlak dan beradab rendah menyapu tanah dan suka bersangka buruk pada sesama.

BACA JUGA:Istiqomah dalam Beribadah Akan Berbuah Barokah

Tentu saja, lebih baik insan yang ilmunya sederhana tetapi adab dan akhlaknya mulia. Mempelajari ilmu diantara tujuannya menata akhlak dan adab agar menjadi baik serta mulia.

Ilmu dianggap tidak bermanfaat apabila pemilik ilmu amat rendah adabnya dan buruk akhlaknya. Bahkan ada manusia durhaka dan merasa lebih cerdik dan pandai dari Sang Pemilik ilmu.

“Hanya memberi ilmu saja, tentu mudah. Tapi mendidik manusia agar bertaqwa bukanlah perkara mudah, kecuali ulama haq serta waliyullah yang hatinya dipimpin oleh Allah Yang Maha Pemurah”.

Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perenungan, mengaca diri sendiri untuk mengoreksi berbagai kekurangan atau kelemahan dalam diri kita.

Selanjutnya, dengan penuh kesadaran memperbaiki kualitias diri agar memiliki adab dan akhlak yang lebih baik. (*/ari)

 

Sumber: