Dialog Nabi Isa dan Iblis Perihal Ghibah
Gus Hisa Al Ayyubi (Pengasuh PPIQ Darul Hidayah Kota Malang)--
Oleh: Gus Hisa Al Ayyubi
PPIQ Darul Hidayah (Yatim & Dhuafa) Kota Malang
Mungkin, selama ini kita mengira bahwa perbuatan ghibah hanyalah kesalahan biasa, bahkan menganggapnya bukan sebagai kesalahan,
saking seringnya lidah kita dipergunakan untuk menggunjing, mengungkap, dan menyebarkan aib orang lain atau saking ringannya jari-jari kita dipergunakan untuk menulis kata-kata umpatan dan hinaan kepada orang lain melalui media sosial.
Na‘udzu billah.
Padahal, ghibah merupakan perbuatan dosa besar, sebab disebutkan dalam Al-Quran.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain, (Surat Al-Hujurat ayat 12).
Menurut para ulama, di antara kriteria dari perbuatan dosa besar adalah larangan dan ancamannya disebutkan langsung dalam Al-Quran.
Namun, sebelum masuk kepada ancaman dan konsekuensi dari perbuatan tersebut, ada baiknya kita melihat bagaimana pengertian ghibah itu sendiri.
Sebab, boleh jadi banyaknya orang yang berbuat ghibah karena belum mengenali batasan-batasannya.
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apa itu ghibah , ya Rasul?” Ia menjelaskan,
“(Ghibah itu, red) menceritakan saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya.”
Sahabat tadi bertanya lagi, “Bagaimana jika apa yang aku ceritakan itu benar-benar terjadi pada saudaraku?”.
Dijawab oleh Rasulullah SAW, “Jika apa yang kau ceritakan itu benar-benar terjadi, berarti kau telah mengghibahnya. Namun, jika apa yang kauceritakan itu tidak terjadi, berarti kau telah berbuat kebohongan padanya.”
Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa ghibah artinya menceritakan apa yang terjadi pada orang lain yang apabila terdengar oleh orang yang diceritakannya pasti tidak menyukainya, meski apa yang diceritakan itu benar-benar terjadi padanya.
Suatu hari, Siti ‘Aisyah pernah bercerita di hadapan Nabi SAW tentang seorang wanita. Terakhir, Siti ‘Aisyah memungkas, “Alangkah pendeknya wanita itu, ya Rasul!” Mendengar demikian, ia langsung menegur, “Sungguh kau telah menggunjingnya.”
Sumber: