Rekapitulasi Suara Pemilu, Pimpinan Dewan: Awas Ulah Komprador Politik

Rekapitulasi Suara Pemilu, Pimpinan Dewan: Awas Ulah Komprador Politik

Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony mengajak semua pihak, utamanya peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 agar mewaspadai ulah komprador politik.

Politisi senior Gerindra ini mengatakan, komprador politik menjanjikan bisa memindahkan suara satu caleg ke caleg yang lain. Bahkan dari suara partai masuk ke caleg yang memesan perolehan suara.

"Ulah komprador perlu kita waspadai. Mereka menjanjikan bisa memindahkan suara dari satu caleg ke caleg lain, dari suara partai masuk ke caleg yang memesan," kata Thony, Jumat, 23 Februari 2024.

BACA JUGA:Kenang Momen Hari Pahlawan, Pimpinan Dewan Surabaya Tabur Bunga di Pusara Tanpa Nama

Selain itu, lanjut Thony, komprador politik juga menjanjikan bisa mengambil suara lintas partai. Padahal hal ini tidak mungkin dan tidak patut dilakukan.

BACA JUGA:Hari Peduli Sampah, Lamongan Canangkan Ruang Publik Kedua Tanam 350 Pohon

Thony memaparkan, korban komprador politik merupakan caleg yang memiliki ambisi menduduki kursi empuk legislatif. Sehingga, para caleg itu gampang ditipu, diiming-imingi dengan cara instan.

"Ini kan satu hal yang tidak mungkin, kalau toh itu dilakukan sangat tidak patut ya, kemudian korbannya adalah para caleg yang memiliki ambisi untuk jadi, karena keinginan yang begitu kuat mereka gampang ditipu, mereka gampang diberikan iming-iming baik dengan cara-cara instan, dengan cara-cara yang sebetulnya tidak patut dilakukan," ungkap Thony.

Thony menjelaskan, bila caleg mempercayai tipu muslihat komprador politik, dari sudut pandangnya logika mereka sudah terjebak dalam proses yang keliru dan mentalitasnya perlu dipertanyakan.

Maka dari itu, dia berharap Pemilu 2024 menjadi pintu pertama menciptakan sistem pemerintahan yang bersih, berwibawa serta berintegritas. Pun menjadi filter menghasilkan elit politik yang kredibel juga berintegritas.

"Kalau kemudian mereka dari prosesnya saja sudah melakukan dengan cara yang salah maka seperti hipotesis yang selama ini berkembang, Mereka pun ketika jadi tidak melakukan kegiatannya dengan baik," pungkas Thony. (bin)

Sumber: