Memilih yang Adil

Memilih yang Adil

Mohammad Afin Masrija, SHI guru MAN 2 Kota Kediri .--

Oleh: Mohammad Afin Masrija, SHI

Guru MAN 2 Kota Kediri (*)

Menuju pemilu dan pilpres 2024 banyak sekali berseliweran banner di berbagai tempat parpol, caleg maupun capres-cawapres tertentu.

Demi menarik perhatian massa supaya elektabilitasnya naik berbagai kata-kata “manis” tidak lupa disisipkan dalam foto mereka.

Tulisan-tulisan tersebut pada intinya sama, bahwa masing-masing mereka (parpol, caleg, dan capres-cawapres) adalah pihak yang paling berhak untuk menduduki jabatan yang hendak mereka incar.

BACA JUGA:Kunjungan Kerja DWP DJPK Kemenkeu RI, Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Bojonegoro

Dan penulis rasa tidak ada yang keliru dari promosi tersebut. Namun demikian dalam rangka memilih pilihan masing-masing, tidak ada salahnya kita mempertimbangkan aspek fundamental yang harus dimiliki pemimpin, agar lima tahun kedepan tidak ada penyesalan terhadap pejabat yang kita pilih.

BACA JUGA:Pemkab Bojonegoro Gelar FKP Ranwal RKPD 2025, Jaring Aspirasi Sejahterakan Warga

Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam memilih adalah melihat apakah calon yang kita tersebut adil atau tidak.

Sebab kalau mereka yang kita pilih tidak memiliki sifat tersebut maka sudah barang tentu mereka akan berlaku dzalim dan semena-mena dalam kurum lima tahun ke depan.

Bentuk-bentuk kezaliman itu bisa berupa KKN, Penyalahgunaan Jabatan, tindakan extraordinary crime, Mempermainkan hukum dan lain sebagainya, yang itu sudah sering kita saksikan bersama. Oleh sebab itu penting untuk memilih pemimpin dalam pemilu ini dalam aspek keadilan.

Adil sendiri menurut KBBI adalah  sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang benar dan tidak sewenang-wenang.

Dalam Ensiklopedia Al Quran (A-J), Quraish Shihab (editor) menjelaskan ada empat makna dari kata adil yaitu: tidak memihak, seimbang, perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan hak hak itu kepada setiap pemiliknya', dan memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi, tidak mencegah kelanjutan eksistensi dan perolehan rahmat sewaktu terdapat banyak kemungkinan untuk itu.

Sifat adil ini begitu penting sebab, dalam berbagai peradaban, sebuah peradaban akan maju/ mencapai puncak kejayaannya adalah manakala peradaban itu dipimpin oleh orang yang adil terlepas dari apapun RAS-nya.

Sumber: