Memilih yang Adil
Mohammad Afin Masrija, SHI guru MAN 2 Kota Kediri .--
Bisa dilihat dalam sejarah bagaimana implikasi keadilan yang diterapkan oleh Hayam Wuruk-Gajah Mada terhadap kemakmuran majapahit, lalu raja Balaputradewa terhadap Sriwijaya.
Dalam dunia islam juga demikian bagaimana adilnya Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz, Harun Al Rasyid, dan Sultan Al Fatih mampu mengangkat pemerintahan mereka menuju puncak kejayaannya di eranya masing-masing. Oleh sebab itu tidak mengherankan bahwa pemimpin-pemimpin legendaris dunia akan selalu dikenang oleh sejarah karena sifat adilnya.
Dalam ajaran islam sifat adil juga merupakan sifat yang selalu digaungkan dalam islam. Tidak jarang Allah dan Rasulnya menganjurkan dan memberikan apresiasi terhadap mereka yang bersifat adil.
Sebagai contoh dalam Shahih Al-Bukhari (no. 660, 1423, 6479, 6806) dijelaskan bahwa salah satu golongan yang dinaungi Allah di yaumil qiyamah adalah orang yang adil. Kemudian hadits muslim no. 5109 juga menjelaskan bahwa satu diantara tiga golongan penghuni surga adalah pemimpin yang adil.
Dalam Al Quran sendiri perintah untuk berlaku adil terdapat dalam al quran di antara dalam An Nahl ayat 90, Al Hujurat ayat 9. Dalam ayat lain bahkan Allah menekankan tetap berbuat adil meskipun terhadap mereka yang kita benci sekalipun (Al maidah ayat 8).
Dari semua uraian tersebut, akhirnya semua pilihan dikembalikan, apakah kita akan memilih pemimpin yang adil demi nasib Indonesia lima tahun kedepan, maupun mempertaruhkan nashi Indonesia lima tahun ke depan dalam sebuah amplop yang menjadi amunisi serangan fajar, yang pada akhirnya mereka akan mencari “balikan” dalam lima tahun ke depan? Wallahu a’lam bish shawab.(*)
Disclaimer: Isi merupakan pandangan dan tanggung jawab penulis
Sumber: