Hasil Identifikasi Sidik Jari dan Wajah Tidak Optimal karena Sudah Membusuk, Penemuan Mayat di Bibis Karah
Petugas mengevakuasi penemuan mayat Mr X.--
SURABAYA, MEMORANDUM-Mayat Mr. X yang ditemukan tewas mengapung di Sungai Berantas masih berada di Kamar Jenazah RSUD dr Soetomo. Keluarga MR X belum ada yang mengidentifikasi penemuan tersebut.
Informasi yang dihimpun Memorandum, dokter forensik RSUD dr Soetomo sudah melakukan visum luar terhadap jenazah Mr.X tersebut.
Hasil visum luar, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh mayat. Mayat diperkirakan meninggal dunia 1-3 minggu yang lalu dan sudah mengalami pembusukan.
BACA JUGA:Janda Tiga Anak asal Malang Ditipu Kenalan via Facebook
"Hasil visum luar tidak ada tanda-tanda kekerasan, tubuhnya sudah rusak karena dimakan ikan. Selain itu juga kena air, sehingga cepat pembusukan pada mayat," beber dia.
BACA JUGA:Bermodal Kain Jemuran, Maling Bobol Perumahan Elit di Surabaya Barat
Pria yang diperkirakan berusia 45 tahun, itu diduga tenggelam ke sungai. Lokasi awal mayat tenggelam di luar Surabaya. "Dikarenakan kondisi mayat sudah rusak. Dan selama terbawa arus sungai dimakan ikan," ungkap petugas kamar mayat kepada Memorandum.
Apakah korban tewas tenggelam atau karena kekerasan, petugas kamar jenazah itu tidak bisa mengetahuinya karena harus diautopsi terlebih dulu. "Tidak bisa mengetahui karena harus diautopai dulu mayatnya," tandasnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan, untuk identifikasi wajah dan sidik jari sudah dilakukan Tim Inafis, namun hasilnya tidak optimal karena jenazah sudah mengalami pembusukan.
"Tim ident sudah mengidentifikasi wajah dan sidik jari, namun hasil tidak optimal dikarenakan kondisi jenazah yang sudah mengalami pembusukan," kata Hendro.
Selain itu, juga polisi juga tidak menemukan ciri-ciri khusus pada korban. Seperti tato, tanda lahir dan lain-lain. Polisi akhirnya mengambil langkah dengan mengambil sampel beberapa organ untuk diperiksa.
Sebab, nantinya organ yang diambil sampel itu akan berguna ketika ada orang yang kehilangan anggota keluarga untuk melakukan tes DNA. Serta apabila ada yang merasa kehilangan sanak saudara diimbau melapor ke pihak kepolisian.
“Sementara kami ambil sampel beberapa organ untuk antisipasi cek DNA apabila ada yang merasa sebagai keluarga untuk pencocokan. Serta nanti kami akan umumkan pakaian yang digunakan,” jelas Hendro.
Hendro belum bisa memastikan penyebab kematian dari mayat tersebut. Selain itu, dari pemeriksaan luar polisi belum menemukan tanda-tanda kekerasan, sehingga harus menunggu hasil otopsi oleh dokter forensik.
Sumber: