Gaya Main Persebaya Jangan Hilang dan Surabaya Harus Jadi Tuan Rumah yang Baik di Piala Dunia U-17

Gaya Main Persebaya Jangan Hilang dan Surabaya Harus Jadi Tuan Rumah yang Baik di Piala Dunia U-17

Ferri Is Mirza bersama host Podcast Memorandum TV Eko Yudiono.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Ferry Is Mirza wartawan senior yang tahun depan bakal nyaleg DPRD Malang via Partai Keadilan Sejahtera (PKS), nyambangi kantor Memorandum dan menjadi Bintang tamu di podcast Memorandum TV, Jumat 20 Oktober 2023.

Mantan asisten Persebaya 2004 dan juga pernah menjadi Sespri Wakil Wali Kota di zaman Arif Afandi berbicara panjang lebar mengenai politik, ekonomi, keamanan, pilpres olah raga bahkan pencalegan.

Di awal podcast, Keh Fim-panggilan karibnya-mengatakan bahwa Persebaya saat ini sudah kehilangan spirit dan gaya bermain Arek Suroboyo.

BACA JUGA:Siapakah Sosok Irjen Pol Karyoto yang Berani Periksa Ketua KPK Firli Bahuri?

“Dari empat asisten pelatih sebelumnya adalah mantan pemain Persebaya. Sekarang tinggal satu. Saya tidak tahu apa alasan manajemen tidak lagi memakai asisten pelatih mantan pemain Persebaya. Padahal itu sangat berpengaruh dengan gaya main Persebaya. Ibaratnya itu kalah cacak menang cacak,” beber Keh Fim.

BACA JUGA:Sidak Perkebunan Gambar Anyar, Pemilik HGU Minta Klarifikasi DPRD Kabupaten Blitar

Dia juga menyarankan agar Persebaya tidak melupakan berkunjung ke panti asuhan terdekat sebelum bertanding. Baik home maupun away. “Zaman saya dulu. Kami selalu mencari panti asuhan terdekat. Tujuannya agar mendapatkan berkah. Sebab, doa anak yatim dan piatu itu mujarab,” imbuhnya.

Selanjutnya, pria kelahiran Padang ini juga wanti-wanti agar warga Surabaya menjaga nama baik jelang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17.

“Surabaya dikenal sebagai kota yang ramah, familer dan itu harus tetap di jaga. Kita harus menjadi tuan rumah yang baik. Juga memperkenalkan kuliner khas Surabaya,” urainya.

Pria berkacamata ini juga sedikit membicarakan ekonomi Indonesia yang karut-marut. Mulai dari pangan yang mahal meski Indonesia adalah negara agraris.

“ Bung Eko saya miris ya negara kita saat ini bahan pangan mahal. Padahal, Koes Plus saja membuat lagu, Tongkat Kayu dan Batu Jadi Tanaman. Itu membuktikan bahwa negara kiat itu suburnya luar biasa. Lalu kenapa sekarang beras impor, gula impor semua impor,” tanyanya.

Karena itu dia berharap, Presiden mendatang bisa membenahi hal yang cukup krusial ini. Artinya, menurut Keh Fim, petani sebagai pemeran utama dalam produksi pangan harus mendapatkan perhatian.

Termasuk menyediakan bibit unggul hingga pupuk yang tersedia dan murah untuk petani.

Di bagian akhir, Keh Fim juga membahas pencalegannya di 2024. Menurut dia, prosesnya tidak ia rencanakan. Sebab, semuanya mengalir begitu saja. “Kita saya ditawari nyaleg lewat PKS saya lagi umrah. Saya bilang, nanti saja kita bicara di Tanah Air,” cerita pria humoris ini.

Sumber: