Kongres Kebudayaan Indonesia dan Pekan Kebudayaan Nasional: Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan

Kongres Kebudayaan Indonesia dan Pekan Kebudayaan Nasional: Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan

Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud) Kemendikbudristek Hilmar Farid.--

JAKARTA, MEMORANDUM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun ini kembali menggelar Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) dan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) secara bersamaan. 

Tema yang diusung “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan” yang menyiratkan makna atas relevansi setiap aksi berkesenian dan berkebudayaan dengan tetap mengakar pada nilai-nilai budaya serta kearifan lokal.

Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud) Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan, bahwa tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan” ini semakin relevan terkait urgensi perhatian masyarakat terhadap keselamatan bumi. 

Menurutnya, bidang kebudayaan dapat berkontribusi dalam persoalan pelestarian lingkungan.  

“Seniman tidak saja berbicara tentang lingkungan, tapi kita ingin menggali sumber daya yang digunakan oleh masyarakat dalam bentuk pengetahuan lokal maupun ekspresi budaya dengan konsep lumbung, sehingga bisa dikumpulkan dan diakses oleh masyarakat banyak," ujarnya dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) di Jakarta.

Sebelumnya, Hilmar Farid menjelaskan, Kongres Kebudayaan merupakan kegiatan lima tahunan, sedangkan PKN digelar setiap dua tahun sekali. Rangkaian kegiatan dari PKN sudah dimulai sejak Juli. PKN adalah sebuah platform aksi kebudayaan. 

"Momen pentingnya akan dilaksanakan pada 20-29 Oktober 2023. Hasilnya yaitu menghadirkan hasil proses dari bulan Juli di 40 titik di seluruh Jakarta," ujar Hilmar. 

Sementara itu, Kongres Kebudayaan akan banyak mengevaluasi pelaksanakan kebijakan dari bidang kebudayaan selama lima tahun, seperti capaian dan hambatan dalam kurun waktu tersebut. 

"Kongres Kebudayaan tahun 2023 akan merumuskan dokumen rencana induk kemajuan kebudayaan yang diatur dalam undang-undang, sebagaimana pada Kongres Kebudayaan 2018 yang telah menghasilkan dokumen strategi kebudayaan yang sudah menjadi Peraturan Presiden," jelasnya. 

Dewan Kurator PKN, Ibe Karyanto, menjelaskan bahwa Pekan Kebudayaan Nasional kali ini mengangkat konsep lumbung sebagai langkah kerja dalam kegiatannya. Pendekatan lumbung digunakan sebagai simbol kekuatan kolektif, maka dari itu tugas dewan kurator bukan hanya menyeleksi tapi juga menjaga nilai-nilai yang ada dalam lumbung tersebut.

"Ada banyak nilai di dalam konsep lumbung seperti kolaborasi, saling berbagi, hemat, ramah lingkungan, dan kegembiraan. Kemudian, tugas dewan kurator membangun jejaring karena persoalan kebudayaan bukan perkara individu, ini harus menjadi milik bersama," jelas Ibe. 

Selain itu, kurator juga bertugas untuk mengidentifikasi kegiatan yang selama ini telah dihidupkan oleh masyarakat serta sejalan dengan nilai-nilai lumbung. 

"Maka dari itu Pekan Kebudayaan ini bukan hanya mengangkat atau memamerkan budaya ke Jakarta," kata Ibe.  

Narasumber lain, Nursalim Yadi, perwakilan pelaku budaya, mengatakan bahwa pelaku budaya pada dasarnya sangat sering memproduksi pengetahuan, tetapi jarang mendapatkan tempat di masyarakat. Melalui kerja bersama pada PKN, diharapkan dapat menjadi wadah penghubung antarpelaku budaya.

Sumber: