Dibalik Cerita John Lennon dan Lagu “Across The Universe”
Surabaya, memorandum.co.id - Across The Universe adalah lagu yang liris tahun 1969, lahir dari meditasi John Lennon pada guru-guru spiritual pada medio 1968-1969. Salah satu liriknya berbunyi: Jai guru deva om Nothing’s gonna change my world Nothing’s gonna change my world Nothing’s gonna change my world Nothing’s gonna change my world Lagu ini berawal ketika John Lennon tengah bertengkar dengan istri pertamanya yaitu Cynthia. Akibat pertengkaran itu, Lennon merasa kesal sekali dan tidak dapat tidur bersama istrinya malam itu. Akhirnya ia turun ke lantai bawah rumahnya dan mulai menulis unek-uneknya. Awalnya ia tidak ingin menuliskannya, namun ia merasa tidak tenang jika tidak melakukannya. Akhirnya lennon memutuskan untuk menuliskannya. Citarasa lagu tersebut sangat dipengaruhi oleh minat Lennon dan The Beatles Meditasi Transendental pada akhir 1967 - awal 1968, saat lagu itu dibuat. Berdasarkan hal ini, dia menambahkan mantra "Jai guru deva om " ( Sanskerta : जय गुरुदेव ॐ ) ke bagian tersebut, yang menjadi penghubung ke paduan suara. Frasa adalah penggalan kalimat yang kata-katanya bisa memiliki banyak arti. Secara harfiah kira-kira sebagai "Kemenangan bagi Tuhan yang ilahi", "Salam kepada guru ilahi", atau frasa yang biasa digunakan oleh mendiang Maharishi Mahesh Yogi dalam merujuk pada guru spiritualnya. The Beatles bertemu Maharishi di London pada bulan Agustus 1967 hingga akhirnya mereka melakukan perjalanan ke Rishikesh, India pada bulan Februari 1968. Dari lawatan itu, mereka merasa mendapatkan pengalaman spiritual dari Maharishi Mahesh Yogi, yang tidak lain pencetus gerakan Meditasi Transendental yang menjadi subordinat New Age Movement. Namun hubungan The Beatles dengan Maharishi ternyata tak bertahan lama. Mereka memutuskan berpisah beberapa tahun kemudian. Kisah perseteruan ini langsung mendapat perhatian publik. Dalam sebuah acara bincang-bincang bernama THE TONIGHT SHOW STARRING JOHHNY CARSON, Lennon berkata, “Kami percaya kekuatan meditasi, tetapi tidak pada Maharishi dan kelompoknya. Kami berbuat kesalahan. Maharishi hanyalah manusia seperti kita semua.” Meski putus hubungan, gagasan theosofi itu masih terus melekat dalam diri John Lennon. Banyak orang percaya ajaran Maharishi telah membekas dalam diri Lennon. The New York Times dan The Independent melaporkan bahwa pengaruh Maharishi, dalam perjalanan The Beatles mengilhami mereka untuk menulis banyak lagu baru. Pada tahun 1970, The Beatles mengalami perpecahan. John Lennon akhirnya memilih untuk bersolo karir. Di tahun itu juga, dia menulis lagu Imagine. Dalam lagu ini, John Lennon bercita-cita tentang ketiadaan agama sebagai prasyarat hadirnya dunia yang penuh damai, toleran, dan berada pada jalan menuju satu dunia. Dalam bahasa Freemason akrab disebut dengan New World Order. John Lennon menulis: Imagine there’s no countries. It isn’t hard to do. Nothing to kill or die for. And no religion too . Imagine all the people. Living life in peace. You may say that I’m a dreamer. But I’m not the only one. I hope someday you’ll join us. And the world will be as one. Sekilas lagu ini seperti kritik John Lennon pada penafsiran agama. Namun di sisi lain John Lennon ingin menyalahkan Agama itu sendiri yang telah menjadi biang pertikaian global. Oleh karenanya gagasan yang ditawarkan Lennon adalah dunia tanpa agama. Dunia yang hanya mengenal spiritualisme tanpa perlu beragama. Layaknya cita-cita pengikut Theosofi. Bagaimana pendapatmu? (mg1)
Sumber: