Rumah Singgah ABH Griya Abhipraya di Jember Butuh Sentuhan Pemerintah dan Dermawan

Rumah Singgah ABH Griya Abhipraya di Jember Butuh Sentuhan Pemerintah dan Dermawan

Jember, memorandum.co.id - Rumah singgah Griya Abhipraya hasil sinergi Balai Pemasyarakatan Kelas II Jember bersama Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan steakholder terkait dilaunching di Pondok Pesantren (PP) Nurul Huda Desa Karanganyar, Kecamatan Ambulu, Jember, Kamis (24/8/2023). Upaya wujudkan kemudahan dan kenyamanan para Klien Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH), Balai Pemasyarakatan Bapas Jember. Dalam pembinaan mental dan kemandirian sebelum kembali ditengah masyarakat. Tampak dihadiri oleh Kepala Balai Pemasyarakatan (Kabapas) Basuki Raharjo, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Jember Hasan Basri, Sebagai Ketua Korwil Kementerian Hukum dan HAM Jember. Dan perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) AF Rozi dan Ireng W, serta Kasi DP3KB Jember, maupun tiga pilar Muspika Ambulu Kapolsek Ambulu AKP Sutanto, Koramil Ambulu, Sekcam Ambulu Totok. S, pengurus bekengkel jiwa Sofi Yuliana beserta tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Hasan Basri, Sebagai Ketua Korwil Kementerian Hukum dan HAM Jember, yang didampingi oleh Kabapas Kelas II Jember Basuki Raharjo, mengatakan, Launching Griya Abhipraya, sebagai rumah singgah Klien Balai Pemasyarakatan Bapas Jember. "Rumah singgah Griya Abhipraya ini hadir sebagai fasilitas pembinaan kemandirian bagi anak berkonflik dengan hukum (klien) Bapas Jember, yang habis menjalani masa pembinaan di Lapas Jember. Sebelum kembali ke tengah masyarakat agar memiliki skill tertentu, " kata Hasan Basri. Kamis (24/8/2023) Pondok Pesantren Nurul Huda, yang sudah lama menjadi mitra baik Lapas dan Bapas Jember, memiliki ruang dan tempat untuk mengasah skill para anak berkonflik dengan hukum (ABH) di wilayah Jember. "Dengan harapan fasilitas gedung dan pembimbing yang ada bisa memberikan ilmu praktek secara langsung baik itu, dalam berusaha dan keterampilan. Konfeksi (jahit menjahit, Sablon, budidaya ikan dan berusaha membuat kemasan sambal dan brambang goreng, jlentreh mantan Kalapas Nusakambangan Narkotika. Kepala Balai Pemasyarakatan (Bapas) Jember Basuki Raharjo menambahkan, Karena terbatas nya anggaran, untuk itu kami mengajak kerja bareng dengan stekholder/pihak terkait baik itu pemerintah dan pondok pesantren. "Kami memilih PP Nurul Huda Ambulu lantaran telah memiliki gedung dan fasilitas praktek pembelajaran perikanan, konfeksi, Compiuter dan usaha lainnya yang bisa mencetak skill dan kemandirian para klien sebelum kembali ke tengah masyarakat kembali, " beber Basuki Raharjo. Sementara Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Nurul Huda Muhammad Ibrahim Holek, menyampaikan, ia merasa prihatin terhadap anak-anak yang tersandung masalah hukum dan para anak-anak duafa maupun anak yatim piatu yang tidak mengenyam pendidikan. "Bagaimana pun juga ABH, anak kaum duafa dan anak yatim piatu merupakan aset-aset bangsa yang harus diselamatkan. Mereka anak yang kurang beruntung karena butuh pendidikan, pembinaan seperti anak seusia mereka. "Dan di PP Nurul Huda Kami siap memberikan pendidikan dan pembinaan mulai mental dan sosial. Juga program kemandirian diantaranya teknik bidang komputerisasi, desainer, konfeksi, perikanan dan pengolahan bawang goreng, " urai Pengasuh PP Nurul Huda. Muhammad Ibrahim Holek, berharap para pemangku kebijakan baik itu pemerintah dan swasta yang memiliki kepedulian bisa memikirkan masa depan anak bangsa ini. "Tentunya kami ingin memberikan yang lebih baik agar mereka bisa memiliki skill kemandirian agar tidak mengulangi perbuatan yang menyeret mereka kedalam lembaga pemasyarakatan, " ungkap Ibrahim. Karena keterbatasan dan kemampuan kami, kalau ingin lebih baik dan maju bisa menampung lebih banyak lagi. Kami butuh sekali sentuhan dan dukungan baik dari pemerintah dan dermawan yang memiliki kepedulian. "Agar bisa meningkatkan mutu dan kwalitas pembinaan dan pendidikan terhadap anak ABH dan anak yang kurang beruntung untuk menatap masa depan. " ungkap nya. Sementara jumlah Anak ABH di PP Nurul Huda sebelumnya berjumlah 10 orang, enam lainnya sudah kembali pada keluarganya, tinggal empat anak ABH. Sedangkan untuk santri kaum duafa dan anak yatim piatu berjumlah 43 orang. (edy/ziz)

Sumber: