Ludruk Virtual ala RuangrekA, Kreativitas Muda-Mudi Surabaya

Ludruk Virtual ala RuangrekA, Kreativitas Muda-Mudi Surabaya

Surabaya, memorandum.co.id - RuangrekA bekerja sama dengan Kemendikbudristek merilis Ludruk VR (ruang pertunjukan dan seni pertunjukan virtual ludruk berbasis virtual reality) di Corepraner Universitas Ciputra, Kamis (8/6/2023). Perilisan dihelat secara online di Instagram Live yang bisa diakses melalui akun IG @ruangreka.sub. Perilisan ini merupakan hasil dari program Dana Indonesiana Kemendikbudristek 2022 kategori Penciptaan Karya Kreatif Inovatif. RuangrekA merupakan ruang pertunjukan virtual yang digagas karena terbatasnya akses ruang-ruang pertunjukan seni yang memadai bagi publik dan minimnya perjumpaan antara seni tradisional dengan generasi muda . Program yang direalisasikan adalah dengan membuat ruang pertunjukan dan menampilkan pertunjukan secara virtual. “Program Ludruk VR ini adalah upaya kami untuk mengakrabkan kembali seni pertunjukan tradisional ludruk dengan publik hari ini melalui pemanfaatan teknologi berbasis virtual reality,” ujar Yogi Ishabib, Direktur Program Ludruk VR RuangrekA. Publik bisa mendapatkan pengalaman menonton secara virtual pertunjukan ludruk melalui VR oculus, handphone, dan PC/laptop dengan mengunjungi ruangreka.co.id. Di dalam ruang pertunjukan virtual tersebut, publik akan dipandu seperti laiknya memasuki gedung pertunjukan secara langsung dan merasakan sensasi sebagai penonton yang sedang menikmati sajian pertunjukan ludruk. “Secara garis besar, RuangrekA terdiri dari tiga ruang utama yaitu, Ruang Pertunjukan Utama, Ruang Arsip, dan Ruang Kajian,” terang Firmansyah Ramadhani, Direktur Teknis RuangrekA. Selain Ruang Pertunjukan Utama, publik bisa mendapatkan pengalaman untuk mengenal seni pertunjukan ludruk lebih dekat di Ruang Arsip. Ruang Arsip memuat foto-foto dan video dokumenter mengenai kronik perjalanan ludruk sebagai seni rakyat yang lekat dengan budaya arek. Selain itu publik juga bisa mengakses Ruang Kajian yang memaparkan hasil riset dari beberapa peneliti dan penulis yang membahas lebih mendalam mengenai seni pertunjukan ludruk di Indonesia. “Ruang pertunjukan virtual ini merupakan perluasan wahana bagi kelompok ludruk, inovasi seperti ini bisa membuat kesenian ludruk tetap survive dan mengikuti zaman,” ujar Anugrah Yulianto, peneliti Arek Institute. Senada dengan Nugi, sapaan akrab Anugrah Yulianto, Nonik Arboyo, Ketua Diklat Kelompok Ludruk Arboyo juga menyampaikan bahwa ludruk sebagai kesenian urban musti lentur terhadap perkembangan. “Gedung pertunjukan untuk ludruk itu kan sudah hampir nggak ada, makanya biasanya kelompok ludruk itu latihannya di ruang terbuka publik atau gedung fasilitas pemerintah, nah kalau sekarang ludruk bisa pentas lintas media justru bisa meregenerasi seniman ludruk dan penontonnya,” pungkasnya.(ziz)

Sumber: