Warga Kebangsren Jadi Korban Air Terjun Sedudo

Warga Kebangsren Jadi Korban Air Terjun Sedudo

Surabaya, memorandum.co.id - Agus Setyawan, pengunjung Air Terjun Sedudo Nganjuk merupakan warga Jalan Kebangsren Gang III/32, Surabaya. Dia datang ke lokasi wisata di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, tersebut untuk survei lokasi wisata. Menurut keterangan Siadi (74), orang tua Agus saat ditemui Memorandum mengatakan, bahwa anaknya (Agus, red) berangkat berlima termasuk istri dan tiga rekannya dari Surabaya sekitar pukul 10.00. "Kedatangannya ke Air Terjun Sedudo untuk survei lokasi untuk tur," kata Siadi, saat ditemui di rumahnya. Siadi mengungkapkan, anak ketiganya itu sehari-hari selain tukang bekled, juga setahun ini sebagai penyalur tur. Tugasnya survei lokasi wisata yang hendak dikunjungi, di antaranya Air Terjun Sedudo. "Korban hanya pamit ke kakaknya (Pendik), Saya tidak dipamiti," ungkap Siadi. Sampai di air terjun sekitar pukul 13.00. Tahu kabar Agus meninggal karena tertimpa longsoran pohon cemara setelah mendapatkan kabar dari temannya yang selamat. "Saya dapat kabar kalau anak saya meninggal setelah diberitahu temannya melalui HP," jelas Siadi. Kabar itu, membuat Siadi merasa kehilangan. Tidak ada firasat apa-apa sebelumnya jika akan terjadi bencana seperti ini. "Tidak ada firasat apa-apa, cuma saya tidak dipamiti saja perginya jadi merasa ditilap (ditinggal, red)" tutur Siadi sambil mengusap air matanya. Jenazah Agus langsung dikirim ke Surabaya menggunakan ambulans milik pengelola Air Terjun Sedudo dan tiba di rumah duka sekitar pukul 22.00. Jenazahnya langsung dimandikan dibawa ke Sumenep untuk dimakamkan sekitar pukul 03.00. "Istri Agus dan keluarga pergi ke Sumenep semuanya. Saya tidak ikut karena sakit saat dipakai jalan," ujar Sidiadi. Siadi merasa kehilangan dengan perginya Agus. Sangat banyak kenangan yang tidak terlupakan. Orangnya sosok yang supel meski karakternya pendiam. Sangat bertanggungjawab dengan keluarga. "Anak saya supel. Sudah 15 tahun menikah, tapi belum dikaruniai anak sampai sekarang," tandasnya. Hal yang sama juga dikatakan Sutris, tetangga Agus Setyawan. Dia merasa kehilangan korban. "Anaknya supel, saya merasa kehilangan," jelasnya. Bukan hanya Sutris, tapi juga tetangganya yang lain. Terlihat ketika semuanya menunggu kedatangan jenazahnya dari Nganjuk menuju Surabaya. "Banyak yang melayat dan mengantar ke Sumenep," tuturnya. Sehari-hari, kata Sutris, selain tukang memperbaiki kursi, juga penyalur tur wisata ikut orang. Saat di air terjun Sedudo korban sedang survei bersama istri dan teman-temannya. "Sudah setahun ini jadi penyalur tur," ungkapnya. Pantauan memorandum.co.id, di sekitar rumah duka terdapat terop dan kursi plastik. Di depan gang, terdapat karangan bunga ucapan bela sungkawa yang dikirim Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi. (rio/fer)

Sumber: