Ungkap Motif Bunuh Diri Lompat dari Apartemen, Polisi Periksa 4 Saksi

Ungkap Motif Bunuh Diri Lompat dari Apartemen, Polisi Periksa 4 Saksi

Surabaya, memorandum.co.id - Hingga kini motif Ivan (30) warga Satelit Utara V, Tanjungsari, Sukomanungal, nekat bunuh diri dengan melompat dari lantai 28 Apartemen Puncak Bukit Golf, belum terungkap. Kanitreskrim Polsek Dukuh Pakis Aman Hasta mengatakan belum bisa memberikan keterangan soal motif korban nekat menghabisi nyawanya dengan cara mengenaskan. "Tubuh korban remuk, kepalanya juga pecah akibat lompat dari ketinggian 80 meter," kata Aman Hasta. Sejauh ini lanjut Aman, sudah ada empat saksi yang sudah dimintai keterangan penyidik. Mereka yakni FM (23) pegawai mini market, MS (27) sekuriti apartemen, pacarnya korban, dan Po Ki San ayah korban. "Empat saksi sudah kami periksa intensif di mapolsek," jelasnya. Dari keterangan orang terdekat seperti kekasih Ivan dan ayahnya belum ada hasil yang mengerucut. "Tidak ada masalah, baik dengan pacar atau keluarganya," terangnya. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mendalami motif anak bungsu dari tiga bersaudara itu nekat mengakhiri hidupnya. Rencananya penyidik akan menggali keterangan dari orang terdekat maupun atasan dimana tempat korban bekerja. "Kalau masalah utang seperti pinjol, gak ada. Kemungkinan ya kerjaan. Maka, rencananya akan memanggil atasan dimana korban bekerja," imbuhnya. Dari keterangan orang terdekat korban, sebelum meregang nyawa, Ivan baru saja pulang dari Singapura. Di sana korban ada misi pekerjaan. Korban sendiri mempunyai jabatan di kafe di kawasan Citraland. "Kafe apa, lupa saya. Pokoknya di Citraland sana," ujar Aman. Usai tiba di Surabaya tepatnya pada Jumat (7/10/2022) malam lalu, Ivan menginap di apartmen bersama kekasihnya. Kemudian keesokan harinya, pada Sabtu (8/10) ia menyempatkan pulang ke rumah orang tuanya. "Kemudian korban berpamitan pergi ketemu pacarnya lagi," ungkapnya. Kepada polisi, perempuan yang diduga pacar korban adalah NH (29) yang beralamat di Bangkalan mengaku pada Minggu (10/10) dini hari beristirahat. "Yang bersangkutan mengaku tidak terjadi apa-apa. Langsung istirahat. Saudari NH mengaku tidak tahu korban keluar kamar. Sekitar pukul 07.00, tahu-tahu pintu kamar diketok oleh polisi dan sekuriti dan memberi kabar kematian cowoknya itu," ujar Aman. Sementara motif pasti belum diketahui. Selama ini hubungan korban dengan pacarnya sangat baik. Terlebih pacarnya juga sudah kenal dengan keluarga korban. "Bahkan korban rencananya akan menikah. Namun karena ibunya baru saja meninggal ditunda dulu. Bahkan keduanya korban dan pacarnya menyicil rumah untuk ke depannya," ujarnya. Sedangkan korban juga tidak ada masalah dengan keluarganya. "Tidak ada masalah dengan keluarganya. Bahkan kedua kakaknya itu kaget saat mendapat kabar adiknya bunuh diri. Pun juga ayahnya saat kami panggil juga datang," ungkap Aman. Sedangkan berdasarkan hasil olah TKP, ditemukan sepasang sandal yang tertata rapi di bawah jendela apartemen yang tingginya lebih dari 1 meter. Sandal itu diduga milik korban. Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan jenazah, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. "Jadi di bawah jendela itu ada sandalnya. Jendelanya tinggi sekitar 1 meter lebih sedikit. Dari hasil anaslisis tim Inafis dan anggota kami, tidak ada tanda tanda kejanggalan di lokasi kejadian," terangnya. Menurutnya korban dipastikan loncat sendiri. "Sebab kalau pun korban dilempar dari atas pasti ada perlawanan dan ada sejumlah bekas seperti tanda kemerahan di kulit atau bekas lainnya di lokasi kejadian," beber Aman. Ada pun berdasarkan keterangan sejumlah saksi. Jenazah korban ditemukan di parkiran mobil pada Minggu pagi pukul 05.45. Jenazah korban pertama kali ditemukan oleh seorang saksi bernama FM yang merupakan pegawai di apartemen itu. Ia melihat jenazah Ivan ketika sedang memarkir motornya. Selain telah memeriksa dan memintai keterangan FM, polisi juga telah memeriksa dan memintai keterangan tiga orang saksi lainnya. Salah satu dari tiga orang tersebut diduga pacar korban yang tinggal satu apartemen. "Sementara ada empat yang kami periksa. Yaitu pegawai mini market, sekuriti (apartemen), pacarnya (korban), dan ayah (korban)," imbuh Aman. Ditambahkan Aman, NH sendiri merupakan penghuni kamar di lantai 28 tersebut. Ia sebenarnya tinggal bersama teman ceweknya. "Tapi temannya masih pergi ke Jakarta. Sedangkan korban di situ hanya mampir menginap. Sewa setahunnya itu Rp 21 juta," pungkasnya. Sementara itu Po Ki San ayah korban mengungkapkan bahwa kali terahir bertemu anaknya dalam keadaan hidup pada Sabtu (8/10) sore. "Waktu itu pulang mandi jam 4-5 sore. Lalu keluar lagi katanya ketemu pacarnya," ungkap ayah korban. Selama ini korban dikenal baik. Ia tidak punya masalah. "Kalau sama pacarnya baik baik saja. Saya tahu sendiri kok," ujar Po Ki San. (alf)

Sumber: