Wabah PMK Tak Pengaruhi Distribusi Daging Sapi di Kabupaten Malang

Wabah PMK Tak Pengaruhi Distribusi Daging Sapi di Kabupaten Malang

Malang, memorandum.co.id -  Dinas Perindustrian dan Pasar (Perindag Pasar) kabupaten Malang menyebutkan penyebaran pandemi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak tidak berpengaruh pada ketersediaan daging serta harga daging sapi di pasaran. Plt. Kepala Dinas Perindag Pasar Kabupaten Malang Agung Purwanto menyampaikan darai pantauannya ketersediaan dan harga daging sapi di pasaran masih stabil. “Saat ini harga daging sapi masih stabil pada kisaran angka Rp 110.00 per kg,” terangnya, Selasa (17/5/2022). Pihaknya akan melakukan pemantauan secara tersu menerus untuk mengetahui kondisi daging sapi di pasaran sehingga apabila ada terjadi lonjakan harga maupun kelangkaan dapat segera diantisipasi. Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang Nurcahyo memastikan wabah PMK hewan ternak tidak berpengaruh pada distribusi daging sapi di Kabupaten Malang. “Meskipun saat ini sudah ada yang terindikasi (suspec PMK, red) tapi tidak sampai terjadi kematian,” jelasnya. Suspek per tanggal 17 mei 2022 sebanyak 280 ekor dan yang sembuh sejumlah 60 ekor. Tidak penanganan ini tidak ada pemusnahan. Jumlah tersebut terbilang masih cukup jauh dengan jumlah populasi sapi di Kabupaten Malang yang mencapai 243.000. Namun begitu, DPKH terus melakukan pemantauan pada peternak-peternak sapi untuk memastikan PMK tidak semakin menyebar. “Untuk distribusi daging tidak ada pengaruh. Pengaruhnya masih karena pandemi. Di RPH (Rumah Potong Hewan, red) setiap hari masih melakukan penyembelihan. Kita harapkan penyembelihan di RPH didampingi tenaga medis,” kata Nurcahyo. Sampai saat ini, DPKH masih menerjunkan tim nya untuk melakukan pemantauan ternak-ternak sapi untuk memastikan penyebaran PMK bisa dicegah. Juga dilakukan sosialisasi langkah-langkah bagi peternak agar sapinya tetap sehat. “Kita sudah turunkan tim bersama Polsek dan lainnya untuk pembinaan. Yang sakit kita obatkan, yang belum kita sterilkan, kandangnya kita semprot disinfektan. Dan mengurangi yang lalu lalang masuk kandang karena ini pembawa virus,” jelas Nurcahyo. Berdasarkan catatannya, ternak sapi yang terindikasi PMK tersebut paling banyak berasal dari wilayah Kecamatan Ngantang dan beberapa ada dari wilayah Kecamatan Wajak, Gondanglegi dan Singosari. (kid/ari/gus)

Sumber: