Air PDAM Berwarna Coklat, Warga Darmorejo Sambat

Air PDAM Berwarna Coklat, Warga Darmorejo Sambat

Surabaya, memorandum.co.id - Warga Darmorejo RT 7/RW 4, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo mengeluhkan kualitas air PDAM yang keruh dan berwarna coklat kehitaman seperti kopi. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Kendati telah melapor ke PDAM Surya Sembada Surabaya, namun tidak ada tindaklanjut. Sunarsih, salah satu warga yang terdampak menerangkan, sejak digunakan pagi hari, aliran air di rumahnya keruh. “Kondisi ini sudah berlangsung sekitar dua tahunan. Saat pagi hari, air yang keluar butek (keruh, red). Kalau siang lumayan jernih. Tapi saat sore hingga malam kembali butek. Sampai hari ini juga masih butek dan belum sepenuhnya jernih,” ujarnya, Selasa (10/5/2022). Warga menyayangkan kondisi ini. Terlebih, warga setempat sangat mengandalkan air PDAM untuk kebutuhan sehari-hari. Saking keruhnya, sebagian warga bahkan terlebih dahulu menyaring air PDAM menggunakan kain kasa untuk kebutuhan mandi. Mereka khawatir gatal-gatal. Sedangkan untuk keperluan masak dan konsumsi seperti minum, warga terpaksa membeli air isi ulang. Hal yang sama diutarakan Budiono, suami Sunarsih. Dia bercerita, mulanya air tercium bau kaporit namun tidak kotor. Lambat laun air kemudian berubah warna dan menjadi keruh serta bau kaporit berangsur hilang. “Kondisi ini dialami oleh warga lain yang berada di wilayah Jagir. Sangat terlihat kotoran berupa partikel-partikel kecil di dalam air yang mengambang membuat air semakin butek.” ungkap Budi sembari jarinya menunjuk air keruh di dalam gayung. Permasalahan ini pun telah sampai ke telinga Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti. Politisi PKS ini langsung meninjau ke lokasi, Senin (9/5). Reni turut menyayangkan. Apalagi wilayah perkampungan di Darmorejo terbilang dekat dengan instalasi pengolahan air PDAM yang berada di wilayah Ngagel. “Jadi memang keruh. Airnya hitam. Kita mendorong ini segera diatasi. Air menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat. Kualitas air yang demikian dikhawatirkan dapat berdampak kepada kesehatan konsumen, sekaligus kebersihan air bagi para pengguna PDAM di wilayah setempat,” ucapnya. Reni memaparkan, sebenarnya layanan PDAM sudah semakin luas. Terdistribusi dengan baik. Hal tersebut dinilainya cukup bagus. Namun, dia berharap kondisi tersebut selaras dengan peningkatan kualitas air yang juga perlu diperhatikan untuk para konsumen. “Memang tidak semua tempat di Surabaya kualitas airnya kotor. Namun sangat disayangkan terjadi di wilayah Darmorejo dengan jumlah warga yang padat. Apalagi ada anak-anak, ada kebutuhan ibu-ibu. Secara ekonomis juga, misalkan beli air untuk cuci-cuci sayur itu jadi nambah beban ekonomi warga,” tuturnya Reni pun mendorong agar pihak terkait dapat mengecek serta memberikan kejelasan mengenai penyebab air yang ada di Darmorejo menjadi keruh. Hal ini agar warga tercerahkan dan mendapat informasi mengenai permasalahan air keruh yang dialami selama bertahun-tahun. “Ini harus tersolusi," tuntasnya. Sementara itu, Diah Ayu Anggraeni selaku Sekretaris PDAM Surya Sembada Surabaya menjelaskan, permasalahan air keruh yang melanda warga Darmorejo kemungkinan disebabkan adanya pipa saluran air yang bocor. Pihaknya telah menerjunkan petugas ke lokasi guna mengatasi permasalahan tersebut, Selasa (10/5) siang. PDAM melakukan flushing atau wash out pipa distribusi untuk meminimalisir kekeruhan air di jaringan pelayanan. “Sudah ditindaklanjuti oleh petugas dengan memasang wash out permanen agar bisa dilaksanakan flushing secara berkala. Dengan upaya ini, air yang mengaliri rumah warga Darmorejo dapat kembali jernih,” tandas perempuan yang akrab disapa Neny ini. Terkait keluhan warga yang bertahun-tahun mengalami kondisi air keruh, pihaknya telah melakukan kroscek pada sistem. Neny menyebut, hanya ada pengaduan dari pelanggan di Darmorejo pada tanggal 1 Desember 2021 dan telah tertangani. "PDAM selalu mengutamakan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan berbagai jenis pelayanan, baik dari sisi infrastruktur, SDM, maupun responsivitas terhadap pengaduan masyarakat," pungkas Neny, yang sebelumnya menjabat sebagai Manajer Tata Usaha dan Humas. (bin)

Sumber: