Jelang Ramadan, Ribuan Liter Minyak Goreng Curah Diserbu Warga Kota Mojokerto

Jelang Ramadan, Ribuan Liter Minyak Goreng Curah Diserbu Warga Kota Mojokerto

Mojokerto, memorandum.co.id - Mendekati bulan Ramadan, puluhan warga di Kota Mojokerto rela mengantre demi memperoleh minyak goreng curah dengan harga murah. Hal itu seperti yang terlihat di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto. Dimana Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan (DiskopUKMPerindag) Kota Mojokerto mendistribusikan minyak goreng murah. Bekerja sama dengan PT Rajawali Nusindo, sebanyk 6.000 liter minyak goreng curah digelontor bagi IKM, UMKM serta pedagang di pasar tradisional dengan harga Rp 14.500 - Rp 15.500 per kilogram. Salah satu pengusaha krupuk tengiri asal Kedungkwali, Kecamatan Kranggan, Toha Mukromin (51), mengatakan, bahwa dirimya sangat terbantu dengan adanya distribusi minyak goreng curah dari Pemkot Mojokerto. "Usaha saya sempat berhenti selama satu bulan karena harga minyak diluar sangat mahal. Hampir sekitar Rp 20 ribu perkilogramnya. Sudah begitu barangnya langka," katanya, Jumat (01/4/2022). Toha berharap, pemerintah terus menggencarkan distribusi semacam ini, agar keberadaan UMKM seperti dirinya tetap bisa bertahan. Karena banyak kebutuhan yang lainnya juga ikut naik. "Apa-apa sekarang harganya naik. Mau naikkan harga krupuk pun saya tidak mungkin, kuatir tidak laku. Makanya saya mencoba bertahan sebisa mungkin dengan keterbatasan modal," cetusnya. Kemudian seorang pedagang klontong asal Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Nunik Nurdianti (40), mengungkapkan, jika dirinya mulai mengantri sejak pukul 09.00 WIB demi mendapat minyak goreng curah murah sebanyak 20 kilogram. "Disini murah, hanya Rp 14.500 ribu per kilogram. Kemarin saya beli diluar harganya Rp 17.500 perkilogram. Saya jual kembali seharga Rp 20 ribu perkilogramnya," tukasnya. Sementara itu, Kepala DiskopUKMPerindag Kota Mojokerto, Ani Wijaya menerangkan, bahwa kegiatan ini yang kedua kalinya di Kota Mojokerto. Pada inggu lalu dilakukan di Pasar Prajurit Kulon. "Dan hari ini kita lakukan di Pasar Tanjung Anyar. Untuk saat ini, minyak goreng tidak lagi ada subsidi dari pemerintah seperti beberapa waktu yang lalu," terangnya disela-sela memantau distribusi migor. Menurut penjelasan Ani, prioritas yang mendapatkan minyak goreng curah ini adalah pedagang yang ada di Pasar Tanjung Anyar, masyarakat yang ada di sekitar Pasar Tanjung Anyar dan IKM atau UMKM makanan. "Syarat mendapatkan minyak goreng ini harus sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Kalau pedagang di pasar ini rata-rata sudah memiliki NIB. Bagi masyarakat sekitar, IKM dan UMKM yang memiliki NIB menjadi prioritas dalam pendistribusian minyak goreng," pungkasnya. (yus)

Sumber: