Kadin Jatim: Semangat Kewirausahaan Warga Jatim Masih Rendah

Kadin Jatim: Semangat Kewirausahaan Warga Jatim Masih Rendah

Surabaya, Memorandum.co.id - Ketua Umum Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto menyampaikan rasio kewirausahaan Indonesia, termasuk Jawa Timur dinilai masih cukup rendah. Hal ini menjadi tantangan stakeholder, agar meningkatkan jumlah kewirausahaan. Data jumlah kewirausahaan hanya sekitar 3,47 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Target 2024 bisa mencapai 4 persen. Menurut Adik Dwi Putranto, berwirausaha pilihan strategis bagi para milenial dan berpotensi mendorong perekonomian bangsa. Ini juga untuk mendorong peningkatan rasio kewirausahaan Indonesia yang saat ini masih kalah dari negara-negara tetangga seperti Thailand 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen, dan Singapura 8,76 persen. Sementara rasio kewirausahaan di Indonesia masih sekitar 3,47 persen. "Karakter milenial itu dinamis, inovatif dan pantang menyerah, sangat pas untuk menjadi seorang enterpreneur," tandas Adik Dwi Putranto didampingi Direktur Kadin Institute Nurul Indah Susanti, Ketua Yayasan Selamat Pagi Indonesia Sendy Tantono dan Kepala Sekolah Selamat Pagi Indonesia Risna Amalia di Batu. Lanjut Adik, Kadin Jawa Timur terus berupaya melakukan percepatan peningkatan jumlah enterpreneur melalui pelbagai kebijakan dan kesepakatan dengan banyak pihak. Ia menyebutkan salah satunya dengan Yayasan Sekolah Selamat Pagi Indonesia. Sekolah Selamat Pagi Indonesia merupakan sekolah gratis setingkat SMA dan Sekolah Tinggi yang memberikan kesempatan mengenyam pendidikan 100 persen gratis bagi anak-anak Indonesia yang membutuhkan, dengan latar belakang yatim piatu ataupun berkekurangan secara ekonomi. "Murid dan mahasiswa berasal dari seluruh Indonesia dan dari berbagai perwakilan suku dan agama. Sekolah ini menghadirkan pendidikan life skill dan entrepreneurship bagi anak-anak Indonesia yang membutuhkan," tutur dia. Adik menyampaikan, banyak orang yang beranggapan jika mulai berwirausaha itu membutuhkan investasi yang besar dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang secara finansial mampu. "Padahal kenyataannya tidak. Anak yatim yang hanya memiliki dana pas-pasan pun bisa mulai berwirausaha Syarat yang dibutuhkan untuk menjadi wirausaha itu bukan memiliki uang banyak, tetapi memiliki tekat dan kerja keras," tegasnya. Sementara itu, Rima Amelia mengungkapkan, kolaborasi Kadin dengan Yayasan Selamat Pagi Indonesia dalam menghadirkan pendidikan Entrepreneurship berkualitas tidak terlepas dari banyaknya apresiasi akan prestasi Sekolah Selamat Pagi Indonesia dalam keberhasilannya mendidik murid dan mahasiswa untuk mengembangkan jiwa Entrepreneurship. Keberhasilan dan pengakuan ini datang bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga di kancah internasional, terbukti Sekolah Selamat Pagi Indonesia diundang untuk menjadi pembicara di acara 8th UNESCO APEID Conference on Entrepreneurship Education di Hangzhou China pada 2019 yang lalu. “Dalam peningkatan mutu sumber daya manusia dan mutu institusi, penting untuk dapat berkolaborasi. Dengan Sekolah Selamat Pagi Indonesia membangun kerjasama dengan Kadin tentunya menjadi nilai tambah dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan yang ada di Sekolah SPI.  Dimana kita tahu bahwa Kadin Jatim adalah lembaga yang sangat expert dan berkompeten dalam bidang Entreprenership dan Mutu SDM” jelas Risna Amalia. Tujuan dari kolaborasi ini adalah peningkatan mutu institusi dan SDM, kerjasama akan dilakukan dalam bidang penyelenggaraan program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia unggul yang akan diselenggarakan di Sekolah Selamat Pagi Indonesia dan di Kadin Institute Jawa Timur.(day)

Sumber: