Membantu Sesama Melalui Karya Rupa Inti Kolaborasi Axton Salim, Dian Sastrowardoyo dan Iwan Effendi
Jakarta, memorandum.co.id - Bagi para high-achiever, produktivitas tidak lagi sekadar menyelesaikan checklist harian dan memberikan performa terbaik, melainkan juga bagaimana mereka bisa memberikan nilai tambah yang dapat meningkatkan kualitas hidup pengguna sekaligus berdampak positif bagi orang banyak. Teknologi dan inovasi smartphone masa kini yang memungkinkan pengguna untuk berkarya secara maksimal, dikombinasikan dengan media sosial yang mampu meraih begitu banyak orang, menjadi amunisi bagi parahigh-achiever untuk memberikan lebih kepada masyarakat. Produktivitas yang memberikan dampak positif adalah deskripsi tepat untuk menggambarkan charityauction yang dilakukan oleh pengusaha Axton Salim, pekerja seni Dian Sastrowardoyo, dan perupa Iwan Effendi. Melalui acara bertajuk IntimARTTalks: UnfoldYourImpactthroughArts yang diadakan pada Sabtu, 13 November 2021, ketiganya berkolaborasi dan berupaya memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui karya seni yang bermula dari memaksimalkan Galaxy Z Fold3 yang ada di tangan mereka. Apa yang Melatar belakangi Terjadinya Kolaborasi? Kolaborasi ini berawal dari pemikiran mengenai konektivitasyang dibuat Axton Salim. “Duringthewholepandemicperiod, saya sendirian di rumah, i dofeeltheisolation a lot dari pekerjaan, keluarga dan teman. Saya merasa bahwa thepowerof digital, atthispoint, benar-benar bisa terasa untuk easetheisolation. Bagaimana kita bisa menggunakan teknologi digital untuk tetap produktif dan tetap berinteraksi dengan orang lain. Pemikiran tersebut kemudian saya tuangkan melalui tulisan yang saya unggah di Instagram saya,” ujar Axton Salim, Direktur Perusahaan Makanan. Axton menuangkan pemikirannya dalam tulisan digital yang menurutnya, dipermudah oleh kehadiran S Pen dan layar lapang di Galaxy Z Fold3 5G miliknya. Latensi yang rendah dari S Pen dan layar responsif memberikan sensasi seperti menulis di kertas, serta fiturConvert To Text yang bisa secara real timemerubah tulisan menjadi teks, mampu hadirkan efisiensi waktu yang mengagumkan. UnggahanAxton ini kemudian direspons oleh Dian yang merasa related dengan topik tulisan tersebut. “Teknologi digital sangat membantu dalam produktivitas dan konektivitas, di mana kita justru lebih terkoneksi meski secara fisik saling berjarak, apalagi untuk saya sebagai filmmaker. Namun di sisi lain, pandemi ini juga membuat saya merasakan sebuah diskoneksi dengan anak-anak saya karena mudahnya akses screentimeatau digital untuk mendapatkan informasi, edukasi dan entertainment, sehingga interaksi langsung semakin jarang. Untuk itulah melek digital sangat penting, bagaimana saya sebagai seorang ibu menggunakan teknologi untuk mendekatkan diri dengan ibu-ibu lain yang merasakan hal serupa dengan saya, dan mendekatkan buah hati yang sudah mulai pindah ke bahasa digital,” ujar Dian Sastrowardoyo, Pekerja Seni dan Aktivis Sosial. Melalui Samsung Galaxy Z Fold3 5G, Dian mencurahkan renungannya melalui sebuah tulisan, sekaligus terinspirasi untuk terhubung kembali secara humanis. Dengan S Pen yang layaknya pena, Dian mencoba melakukan aktivitas digital bersama anak-anaknya, membuat berbagai coretan bersama di layar unfoldedGalaxy Z Fold3 seluas 7.6 inci seperti yang ia perlihatkan pada konten instagramreels-nya. Bagaimana Proses Kreatif Dari Tulisan Menjadi Karya Seni? Proses pembuatan tulisan renungan Dian ini menjadi sebuah proses panjang yang membutuhkan waktu untuk refleksi diri, menimbulkan emosi dan melakukan research. Oleh karena itu, Dian banyak menggunakan berbagai macam fitur terdepan yang dia temukan di Galaxy Z Fold3 miliknya. “Saat saya sedang menulis, terkadang saya harus melihat YouTube untuk mencari inspirasi, mendengarkan musik dan melihat Instagram atau photogalleryuntuk melihat foto anak-anak saya, guna mendorong emosi yang ingin saya curahkan Jadi, dengan kemampuan multiwindow, saya bisa membuka sampai tiga aplikasi sekaligus dalam satu waktu. Saya juga bisa bookmark tiga aplikasi yang paling sering saya gunakan untuk menulis langsung agar bisa ditampilkan bersamaan. Kedua kemampuan itu sangat efisien, dan menurut saya sangat handy untuk proses kreatif,” cerita Dian. “Selain itu, salah satu trik yang membuat proses pembuatan karya dan kolaborasi kami bertiga, mulai dari diskusi ide, drafting dan finalisasi berjalan lancar, adalah karena kami menggunakan gadget yang sama yaitu Galaxy Z Fold3. Saya baru tahu juga kalau untuk para pengguna Galaxy Z Fold3 itu punya fitur khusus di Samsung Notes, yaitu SharedNotebook yang kami gunakan sebagai media berbagai folder tempat kami bertukar pikiran,” tambahnya. Dari tulisan Dian tersebut, Axton terinspirasi untuk menjadikannya sebuah karya rupa dengan mengajak seniman Iwan Effendi berkolaborasi ciptakan sebuah karya rupa animasi arang berjudul “Dibalik Layar”, yang berkisah tentang, kegelisahan atas hubungan yang tidak saling bertatap muka. Dan tema acara UnfoldYourImpact ini merupakan upaya Samsung dan teman-teman untuk terus membuka segala kemungkinan dengan Galaxy ZFold3 di tangan mereka sehingga dapat memberikan dampak baik bukan hanya pada diri mereka namun kepada orang lain. Proses kreatif dari karya animasi ‘Dibalik Layar’ tersebut, menurut Iwan, dimungkinkan berjalan optimal dari jarak jauh dengan dukungan Galaxy Z Fold3 5G. “Awalnya saya sempat ragu, karena saya tidak pernah merasa nyaman untuk menggambar menggunakan drawingpad. Namun, dengan Samsung Galaxy Z Fold3 yang layarnya cukup lebar tapi bisa dilipat masuk kantong, saya bisa membawanya ke mana-mana untuk membuat sketsa gerak dengan S Pen-nya di atas layar sentuh yang peka, layaknya gerak garis di atas kertas yang memudahkan saya untuk mempelajari dan membiasakan membuat animasi dengan lebih leluasa, mulai dari proses sketsa gerak, menangkap gambar, mengisi suara dan menyunting potongan-potongan videonya,” jelas Iwan Effendi, Perupa dan Co ArtisticDirectorPapermoonPuppetTheatre. Apa Yang Menginisiasi Diadakannya IntimArtTalks? “Art as a wholeisaboutinteractionwitheachother, it’saboutcreatingsomesortofreactiontoanother person. Dimulai dari tulisan saya, kemudian Dian reactedtoit dengan tulisan refleksinya yang kemudian divisualisasikan dan dikomunikasikan melalui a beautifulartpiece. I thinkit’sbeautifulhowwecanreacttodifferentpointofviewsthrough art. Dari kolaborasi ini, kami berpikir bagaimana karya tersebut bisa memberikan dampak positif bagi lebih banyak orang, di mana Samsung Indonesia meresponsnya dengan memberikan kami wadah berupa sebuah charityauction,” jelas Axton. Dalam Charity Auction berjudul IntimARTTalks yang dihadirkan oleh Samsung, Axton dan Dian melelang karya Iwan Effendi ‘Dibalik Layar’ kepada para pecinta seni Indonesia. Hasil bersih dari charityauction ini disalurkan ke organisasi non profit Warga Bantu Warga melalui Kitabisa.com untuk pendidikan anak-anak yatim piatu yang terkena dampak pandemi. “Samsung selalu mengedepankan kebutuhan penggunanya untuk melakukan berbagai hal yang dicintainya ke level selanjutnya. Oleh karena itu, Samsung menghadirkan Samsung Galaxy Z Fold3 5G dengan fitur-fitur produktivitas serta performa yang andal untuk memaksimalkan produktivitas sehari-hari pengguna. Harapannya adalah dengan inovasi teknologi yang diusung Samsung Galaxy Z Fold3 5G, dapat memberdayakan pengguna untuk menjadi lebih produktif dan berkarya secara maksimal, melakukan berbagai hal yang dapat memberikan dampak positif kepada orang-orang di sekitar mereka,” tutup Verry Octavianus, ProductMarketingManager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia. Jadi lebih produktif dan berkarya maksimal dengan teknologi smartphone masa kini. Mulai dari Rp. 24.999.000, kamu sudah dapat mendapatkan Galaxy Z Fold3 5G yang dapat menjadikan produktivitasmu berdampak positif bagi banyak orang! Khusus pembelian Samsung Galaxy Z Fold3 5G di periode tanggal 1 hingga 24 November 2021, kamu bisa mendapatkan bundle spesial di hari jadi ke 52 Samsung lho, yakni berupa perlindungan Samsung Care+ hingga 6 bulan senilai Rp. 1.699.000! (*/gus)
Sumber: