Dua Perampok Bersajam yang Menggarong 4 Minimarket Dilumpuhkan

Dua Perampok Bersajam yang Menggarong 4 Minimarket Dilumpuhkan

SURABAYA - Dua perampok yang empat kali menggarong minimarket di Surabaya dan Sidoarjo, akhirnya tumbang. Mereka terpaksa dijebol tiga timah panas di kakinya hingga tak berkutik. Kedua pelaku tersebut adalah Imam Ghozali (28), warga Jalan Dupak Bangunrejo Gang III dan Roni Wijaya (28), warga Jalan Kedungmangu. Keduanya dibekuk oleh tim gabungan dari Unit Jatanras dan Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, di rumahnya masing-masing. Petugas terpaksa melumpuhkan kedua betis Imam akibat menyerang petugas dengan parang yang digunakan setiap beraksi. Nasib mujur menimpa Roni. Dia yang bertugas sebagai joki ini hanya dihadiahi sebutir peluru di betis kanannya. "Anggota terpaksa melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak betis para tersangka. Itu setelah keduanya berusaha menyerang dengan senjata tajam kepada petugas," kata Kapolrestabes Surabaya Kombespol Sandi Nugroho, Kamis (25/7). Dipaparkan kapolrestabes, Imam yang bekerja sebagai tukang pengumpul barang bekas dan Roni yang bekerja di penyedia jasa video pernikahan itu, selalu menyasar minimarket yang sepi pengunjung. Seperti yang dilakukan kali pertama di Alfamart Simokerto pada 5 Juli lalu. Sayangnya, di aksi itu mereka gagal karena kasir melakukan perlawanan. Aksi kedua, mereka merampok di Alfamart Jalan Kyai Tambak Deres. keduanya berhasil menggondol uang tunai Rp 1,6 juta setelah mengancam kasir dengan parang. Setelah itu, pelaku juga menyasar Alfamart di Jalan Sidoyoso. Dengan modus serupa, mereka berhasil membawa kabur seluruh isi laci sejumlah Rp 1,6 juta. Terakhir, Imam beraksi merampok Indomart di Jalan Arjuno. Di lokasi itu, Imam nekat beraksi seorang diri. Bapak satu anak itu berhasil membawa kabur uang tunai Rp 235 ribu. Bahkan, Imam yang merupakan residivis kasus penganiayaan yang ditangani Polsek Krembangan itu juga tidak lupa membawa tiga bungkus rokok. Di hadapan penyidik, Imam mengaku nekat melakukan perampokan itu karena terdesak kebutuhan hidup. Hasil mencari barang bekas yang laku hanya Rp 20 ribu sehari, tidak mencukupi kebutuhan istri dan satu anaknya. "Tidak ada rencana sebelumnya. Namun karena bingung seharian tidak dapat barang bekas akhirnya nekat merampok," ujar Imam. Sedangkan Roni yang masih bujangan mengaku tidak pernah merencanakan terkait perampokan yang dilakukan Bersama Imam. Dirinya semula hanya diajak Imam untuk mencari uang. Setelah sekali merampok di Alfamart Kyai Tambak Deres, Roni ketagihan dan kembali melakukan itu di tiga lokasi. "Niat saya hanya sekali saja untuk bayar utang ke teman sebesar Rp 500 ribu. Tapi saya terus diajak Imam untuk bekerja (merampok, red). Padahal setelah gagal di Simokerto, saya sempat melarang dia. Tapi dia tetap nekat beraksi sendirian di Jalan Arjuno," imbuh Roni. Dalam setiap beraksi, kedua tersangka lebih dulu mengonsumsi sabu dan menenggak miras jenis arak. Tujuannya agar lebih berani ketika beraksi. “Nyabu dan nenggak miras agar kita tidak takut dan fokus dengan pekerjaan (merampk, red),” kata Imam diamini Roni. (fdn/nov)   

Sumber: