Kasus Pengeroyokan hingga Tewas, Keluarga Besar Tribun Utara Geruduk Mapolres Perak

Kasus Pengeroyokan hingga Tewas, Keluarga Besar Tribun Utara Geruduk Mapolres Perak

Surabaya, memorandum.co.id - Keluarga Besar Tribun Utara atau yang disebut Green Nord geruduk Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Jalan Kalianget 1, Selasa (27/4). Kedatangan mereka bentuk dari aksi solidaritas pengawalan kasus penegakan hukum pengerokan Zainal Fatah (25) pemuda Jalan Kalimas Baru 2. Pasalnnya terhitung sejak pelaporan yang dilayangkan pada 19 April hingga genap 8 hari kemarin, polisi tak kunjung menetapkan pelaku kekerasan yang menyebabkan mahasiswa semester 4 AWS itu meninggal dunia 23 April di RS Al-Irsyad. Kedatangan massa tersebut diawali dengan berjalan kaki kurang lebih 200 meter dimulai dari Jalan Perak Barat.  Peserta juga membawa spanduk bertulis  Usut tuntas dan tangkap pengeroyokan saudara kami, Aksi solidaritas untuk saudara kami almarhum Zainul Fatah', Keadilan bukan hanya dijalankan tapi juga dinyatakan dan tampak dijalankan. Setibanya di depan mapolres, salah satu orator dengan alat bantu pengeras suara itu menyampaikan tujuan aksi yang spontan dilakukan karena solidaritas tersebut. Mereka meminta agar polisi mengusut tuntas aksi kekerasan yang menyebabkan korbannya meregang nyawa itu. Dalam kesempatan itu, doa bersama kepada almarhum juga dilakukan. Tidak lama kemudian Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Gananta menemui massa yang sudah berkumpul di depan gerbang mapolres. Dalam kesepatan itu ia menyampaikan bahwa pihaknya akan mengusut tuntas kasus tersebut dengan se adil-adilnya. "Setelah kejadian itu, kami langsung bergerak. Dan telah memanggil saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti," tegas Gananta. Sementra itu, Husin Ghozali atau yang akrab disapa Cak Cong selaku koordinator aksi menegaskan bahwa akan mengawal proses hukum kasus kekerasan terhadap Fatah. "Tetap kami kawal proses hukumnya. Biarlah kepolisian bekerja. Kami menunggu apa yang telah dilakukan pihak-pihak kepolisian untuk menangkap pelaku dan akan kita kawal sampai proses di pengadilan," ungkap Cak Cong. Pria 46 tahun itu berharap supaya aparat penegak hukum dapat segera menetapkan tersangka. Lantaran dari keterangan saksi-saksi sudah jelas siapa-siapa pelaku dibalik pengeroyokan Fatah. "Saya harap pihak kepolisian bekerja secara profesional untuk mengungkap kasus ini. Siapa pelakunya, siapa tersangkanya agar diproses," jelas pria berambut gondrong ini. Pihaknya menegaskan bahwa teman-teman Fatah siap membantu kepolisian mencari keberadaan para pelaku yang masih dalam pencarian orang (DPO). "Kalau pencarian mungkin teman-teman susah paham ya. Biarpun kepolisian sudah melakukan kerjanya, masih ada tersangka belum tertangkap. Teman-teman juga membantu mencari info keberadaan pelaku ini dimana. Kalo ada informasi akan kita serahkan ke pihak berwajib. Bukan kita melakukan main hakim sendiri. Kita pasrahkan ke pihak kepolisian," ujarnya. Kembali ditegaskan Cak Cong, bahwa tujuan aksi adalah bentuk dari solidaritas."Kami  merasa perlu turun ini sebagai bentuk pengawalan, agar kasus ini tidak masuk angin, kasus ini tidak di proses. Jangan sampai kasus ini bias dan tidak ada jalan. Kita akan kawal sampai proses di pengadilan," pungkasnya. Sementara di lokasi yang sama, Andie Kristanto yang disapa Andie Peci mengatakan bahwa aksi kali ini murni solidaritas. Ia menegaskan tidak ada kaitannya dengan sepak bola. "Ini bagian dari solidaritas teman-teman semua atas meninggalnya kawan kami Fatah. Kebetulan ini tak ada kaitannya dengan sepak bola sama sekali," tegas Peci. Peci menyebut bahwa siap membantu pihak kepolisian untuk membantu memcari keberadaan pelaku. "Harapannya kalo memang dibutuhkan informasi keberadaan dan sebagainya kami siap membantu itu. Apalagi kalo sudah jadi tersangka tapi tak kunjung ditangkap. Nanti kami akan adukan ke kepolisian," tutupnya. Setelah ditemui kasatreskrim menanyakan perihal kejelasan proses hukum kasus ini. Selanjutnya massa meninggalkan mapolres. (alf)

Sumber: