Posko Kampung Tangguh Tidak Sekadar Ikut-ikutan

Posko Kampung Tangguh Tidak Sekadar Ikut-ikutan

Surabaya, memorandum.co.id – Kampung tangguh menjadi ujung tombak dalam penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Termasuk hingga perpanjangan hingga 8 Maret mendatang. Namun, tidak semua kampung tangguh maksimal dalam memutus penyebaran mata rantai Covid-19. Kembali, lagi persoalan anggaran menjadi faktor utama mati surinya kampung tangguh tersebut. Seperti yang dikatakan Ketua RW 07, Kelurahan/Kecamatan Asemrowo Hari Sutikno, Senin (22/2/201). Menurut Hari, bahwa kampung tangguh yang didirikan hanya simbolis dan ikut-ikutan mendirikan kampung tangguh. “Kami juga mendirikan tapi hanya simbolis. Dari ini, saya akhirnya mengambil kesimpulan tetap kita pasang dan untuk aktivitas kadang kala saja,” jelasnya. Hari tidak membantah, bahwa pernah ada anggaran dana hibah namun tidak diambil karena persyaratan yang membebaninya. “Saya tidak ambil, setelah kita cek dan teliti, aturannya ruwet dan membebani kita. Karena waktu mepet, kita (RW 03 dan RW 07) akhirnya angkat tangan dan tidak ambil dana hibah itu,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Ketua PPKM Mikro Kelurahan Asemrowo Moch Widodo menambahkan, dari delapan RW yang aktif hanya tiga RW yaitu RW 01, RW 04, dan RW 05. “Kebetulan ada dermawan yang juga mamasok konsusmsi yang diperlukan,” ujarnya. Lanjut Widodo, saat ini RT/RW banyak yang mengeluh. Karena selama ini mereka mengeluarkan kas. “Banyak mengeluarkan kas RW atau RT, sangat menguras sekali,” tambahnya. (fer/udi)

Sumber: