Waspada, Akhir Januari Terjadi Lonjakan Covid-19
Surabaya, memorandum.co.id - Awas, penyebaran Covid-19 akan mencapai puncaknya pada akhir Januari hingga minggu pertama Februari. Analisa ini berdasarkan data dari Menteri Kesehatan saat rapat koordiansi (rakor) dengan gubernur se-Indonesia. Dikatakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, bahwa untuk mengantisipasi melonjaknya pasien Covid-19 pasca libur Natal dan tahun baru maka dipersiapkan 30 persen bed di masing-masing rumah sakit. “Rakor dengan Menteri Kesehatan ada warning pick dari kemungkinan titik penyebaran Covid-19 di minggu keempat Januari hingga minggu pertama Februari. Dipersiapkan 30 perse bed di rumah sakit untuk pasien Covid-19,” ujar Khofifah, Selasa (12/1). Tambah Khofifah, bisa dibayangkan sampai berapa overloadnya rumah sakit jika itu terjadi. “Tidak mudah untuk menambah bed. Tapi hari ini kita persiapkan penambahan itu. Kalau penambahan tenaga kesehatan (nakes) itu pasti,” tambah gubernur wanita pertama di Jatim ini. Lanjutnya, dengan kegiatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama dua minggu ini diharapkan bisa mengantisipasi melonjaknya pasien Covid-19. “PPKM membutuhkan proses yang termonitor dan terkendali dengan baik,” pungkas Khofifah. Sementara itu, Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menambahkan, Surabaya sudah mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 tersebut. “Jadi persiapan lonjakan pasien Covid-19, kami punya kebijakan di rumah sakit kita punya ada 60 persen untuk Covid-19. Di Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) dari 200 bed, sebanyak 120 bed untuk pasein Covid-19,” jelasnya. Termasuk juga di RSU Soewandhi, tidak hanya 30 persen melainkan 50-60 persen yang sudah dipersiapkan. “Dan kita tinggal sosialisasi ke rumah sakit swasta, kita harus ada asesmen sendiri, tidak memaksa mereka untuk menyiapkan bed untuk pasien Covid-19, kelayakan yang ada di sana dan tenaga kesehatannya,” pungkas WS, sapaan Whisnu Sakti Buana. Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menambahkan, bahwa di RSU Haji juga disiapkan 1.000 bed dari kapasitas 1.600 bed yang ada. “Mudah-mudahan tidak terpakai. Karena sudah banyak yang sembuh dan pulang,” jelasnya. Untuk menghindari overload di rumah sakit, lanjut Feni, sapaan Febria Rachmanita, bawha dialihkan ke gedung Shofa di Asrama Haji. “Ini disiapkan layaknya IGD di rumah sakit. Saat ini baru sepuluh pasien di lantai satu. Untuk lantai dua dan tiga masih kosong,” pungkas Feni. (fer/udi)
Sumber: