Mengenal AKBP Oki Ahadian dalam Perspektif Berbeda (Bagian 2)
Kapolres Probolinggo Kota AKBP Oki Ahadian Purwono bersama Dandim 0820 Probolinggo.-Eko Hardianto-
PROBOLINGGO, MEMORANDUM.CO.ID - Kapolres Probolinggo Kota AKBP Oki Ahadian melihat ada tujuan ambisius dalam wacana ditawarkan kepala daerah hasil Pilkada 2024. Yakni soal rencana menggelar 100 event setiap tahun, selama memimpin.
BACA JUGA:Mengenal AKBP Oki Ahadian dalam Prespektif Berbeda (Bagian I)
Tujuan ambisius dimaksud eks Kasubdit IV Tipiter Ditreskrimsus Polda Jatim itu tak lain adalah solusi dari problem pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Lah masyarakat bayar parkir Rp 2.000 saja masih gegeran. Apa bisa dibilang makmur? Khan artinya daya beli masyarakat masih lemah,” kata Oki mencoba menerjemahkan konsep berpikir wali kota terpilih di Pilkada 2024.
BACA JUGA:Gili Ketapang Masih Krisis Air Bersih, AKBP Oki Kembali Kirim Bantuan
“Itu juga tantangan di tengah kondisi perkotaan yang belum jelas arahnya (perkembangan). Selama ini, ngapunten ya, sekali ngapunten. Masyarakat pernah gak berfikir kota ini mau dibawa ke mana. Hehehe,” tambahnya.
Pemimpin yang berani ambil sikap tapi terukur, sambung Oki, harus didukung semua pihak.
BACA JUGA:Pulau Gili Ketapang Krisis Air Minum, Giliran Kapolres Oki Gelontorkan 10 Ribu Liter Air Bersih
“Kalau sampean kelak jadi pemimpin, khan dituntut bisa merancang strategi yang tepat. Identifikasi potensi yang ada,” lanjut AKBP Oki Ahadian.
“Membangun daerah itu harus mengintegrasikan semua aspek kebutuhan dasar masyarakat. Harus berani melangkah. Ada sisi ekonomi, sosial, budaya, sampai politik yang kudu bersinergi,” imbuh perwira pernah membongkar kasus peredaran kosmetik ilegal (palsu) itu.
AKBP Oki Ahadian, mengakui Kota Probolinggo, punya nilai tawar di sisi keamanan. Namun sayang, kebutuhan para investor, bukan hanya soal keamanan saja. Ia menyebut, diplomasi ekonomi, perlu dukungan riil lebih dari sekadar keamanan.
“Faktor internal coba di profiling. Ada seperti masalah keterbatasan infrastruktur, kebutuhan SDM, maupun regulasi ada tidak yang masih cenderung menghambat proses investasi. Ini kan problemnya. Sampean coba berpikirnya seolah-olah jadi investor,” papar Oki.
“Jika terpecahkan, investor mudah masuk. Bayangkan investasi riil menyasar sektor-sektor bisnis dan bersifat jangka panjang. Apa ga tenang hidup warga Kota Probolinggo. Anak cucu sampean juga bisa menikmati toh,” kata mantan Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, itu.
Sumber: