Omzet Program Padat Karya Surabaya Capai Rp 151,5 Miliar

Omzet Program Padat Karya Surabaya Capai Rp 151,5 Miliar

Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya Irvan Wahyudradjat. -Oskario Udayana-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Program Padat Karya Kota Surabaya, yang diluncurkan pada akhir 2021, telah menunjukkan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Namun, Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjat, mengakui adanya tantangan dalam keberlanjutan program ini.

BACA JUGA:Surabaya Integrasikan Program Padat Karya dengan Kampung Unggulan 

Salah satu tantangan utama adalah pergantian anggota kelompok usaha keluarga miskin karena mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik. Untuk mengatasinya, Pemkot Surabaya fokus pada peningkatan etos kerja dan perluasan pemasaran produk melalui berbagai media.  

"Pemasaran yang lebih luas akan mengoptimalkan perkembangan usaha dan keberlanjutannya," jelas Irvan.

 Keberhasilan Program Padat Karya terlihat dari peningkatan omzet yang signifikan.  Contohnya, omzet e-Peken mencapai sekitar Rp 151,5 miliar sejak diluncurkan pada 2021 hingga 2024, sementara omzet Rumah Padat Karya paving dan geprek per orang mencapai sekitar Rp 5-7 juta per bulan.

BACA JUGA:Rumah Padat Karya Jadi Tempat Tumbuh Kembangnya UMKM di Gubeng

Meskipun demikian, Irvan menekankan pentingnya kolaborasi hexahelix (pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, media, dan masyarakat) untuk keberhasilan program jangka panjang.  Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk permodalan, akses keuangan, dan pengembangan kapasitas usaha.  

"Kolaborasi ini akan mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan," ujarnya.

Partisipasi masyarakat sangat krusial, baik sebagai penerima manfaat maupun sebagai kolaborator. Banyak ide usaha yang berasal dari usulan warga yang ingin berkontribusi dalam menyerap tenaga kerja.  

BACA JUGA:Satpol PP Tertibkan Aset di Kencanasari Timur untuk Program Padat Karya

"Pemkot menyambut baik inisiatif warga dan melihatnya sebagai langkah awal pengembangan usaha yang lebih besar," ungkap Irvan.

Program Padat Karya juga terbukti efektif dalam menekan angka pengangguran di Surabaya.  Peserta program tidak lagi tergolong pengangguran terbuka karena telah memenuhi kriteria bekerja berdasarkan standar Badan Pusat Statistik (BPS).  

"Program ini efektif mengubah status pengangguran menjadi tenaga kerja produktif," tambah Irvan.

Irvan mengajak masyarakat untuk mendukung Program Padat Karya dengan membentuk kelompok usaha dan membeli produk-produk hasil usaha padat karya.  

Sumber: