DPRD Surabaya Ingatkan Pentingnya Keselamatan di Proyek Pelebaran Jalan Menganti Lidah Wetan

DPRD Surabaya Ingatkan Pentingnya Keselamatan di Proyek Pelebaran Jalan Menganti Lidah Wetan

Proyek pelebaran Jalan Raya Menganti Lidah Wetan. --

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Proyek strategis pelebaran Jalan Raya Menganti Lidah Wetan yang digagas Pemerintah Kota Surabaya terus berlanjut. Upaya ini diharapkan dapat mengurai kemacetan dan meningkatkan konektivitas wilayah, namun di sisi lain, proses pembangunan juga menimbulkan sejumlah tantangan, terutama terkait keselamatan pengguna jalan.

Pantauan Memorandum di lapangan menunjukkan bahwa kondisi lalu lintas di pertigaan Jalan Raya Menganti Lidah Wetan tepatnya di traffic light Unesa semakin padat dan kompleks. Penyempitan jalan akibat proyek pelebaran memaksa pengendara untuk lebih berhati-hati, terutama mereka yang melintas dari arah timur menuju barat. 

Deretan water barrier yang dipasang di tengah jalan memang bertujuan untuk mengatur lalu lintas, namun juga menyisakan ruang yang terbatas bagi kendaraan.

BACA JUGA:Komisi C DPRD Surabaya: Koordinasi Antar Pemerintah Jadi Kunci Sukses Pelebaran Jalan Menganti Lidah Wetan

Kondisi ini semakin mengkhawatirkan dengan adanya galian proyek di sisi selatan menambah potensi bahaya bagi pengguna jalan, terutama pada malam hari ketika visibilitas terbatas. 

Beberapa warga sekitar yang ditemui mengeluhkan kondisi jalan yang semakin semrawut. “Sudah beberapa minggu ini jalan jadi macet terus. Apalagi kalau malam, sangat mengkhawatirkan,” ungkap Bu Sari, salah seorang warga.

Anggota Komisi C DPRD Surabaya Josiah Michael mendesak proyek pelebaran Jalan Raya Menganti Lidah Wetan dapat berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Menurutnya, penyelesaian proyek tepat waktu sangat penting untuk meminimalisir gangguan terhadap aktivitas masyarakat.

BACA JUGA:Anggaran Pelebaran Jalan Brosem Kota Batu Capai Rp 9 Miliar

“Saya berharap proyek ini bisa berjalan sesuai schedule rencana dan tidak molor sehingga tidak mengganggu aktivitas warga terlalu lama,” ujarnya kepada Memorandum. 

Selain itu, anggota dewan dari Dapil Surabaya 5 yang meliputi wilayah Karang Pilang, Tandes, Lakarsantri, Benowo, Wiyung, Dukuh Pakis, Asem Rowo, Pakal dan Sambikerep ini juga menyoroti pentingnya aspek keselamatan kerja selama proses pembangunan. 

Ia meminta kontraktor proyek untuk memastikan bahwa pembatas proyek dapat memberikan perlindungan yang memadai bagi pengguna jalan.

BACA JUGA:Proses Pelebaran Jalan Pronojiwo-Turen Diproyeksikan Rampung Oktober 2024

“Terutama perhatikan pembatas dari proyek, harus dipastikan dapat memberi proteksi yang baik, jangan sampai proyek ini mencelakakan warga,” tegasnya.

Kekhawatiran Josiah semakin beralasan mengingat musim hujan yang akan segera tiba. Cuaca ekstrem berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan, terutama karena jalanan yang licin akibat tercampur lumpur.

Sumber: