Pembangunan RSUD Surabaya Selatan Harus Dikawal dengan Baik Agar Tidak Molor
Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes-Sujatmiko-
Oleh: Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes
Ketua Komisi D, DPRD Kota Surabaya, Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Surabaya
SEJAK diterapkannya Universal Health Coverage (UHC) di kota Surabaya, warga kota Surabaya sangat menyambut baik program ini, ini memang salah satu program kesehatan yang sangat baik untuk warga kota Surabaya.
Tetapi permasalahan tidak berhenti sampai di sini, ternyata banyak laporan-laporan warga yang masuk, bahkan saat evaluasi dengan RSUD dr M Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), memang sejak UHC ada lonjakan antrean kamar BPJS kelas 3 yang dibayarkan baik lewat pemerintah pusat maupun lewat APBD Kota Surabaya, antrean ini juga terlihat di rumah sakit lain yang ada di kota Surabaya.
Adanya antrean kamar ini, tentu saja cukup mengganggu pelayanan di IGD, karena pasien-pasien yang mengantre ini tidak mau di rujuk ke RS lain, mereka bersedia menunggu di IGD dengan harapan segera mendapatkan kamar rawat inap.
Berdasarkan hal ini, saya melihat ada urgensi agar supaya pelayanan Kesehatan kian dekat dan merata, tidak ada lagi antrian yang banyak di IGD RS, sehingga sangat perlu adanya penambahan rumah sakit di kota Surabaya ini.
Saya sangat mengapresiasi pemerintah kota Surabaya, sudah menggedok dalam APBD 2025 pembangunan RS Surabaya Selatan, yang nantinya akan dibangun di daerah Karangpilang Surabaya, kita harus mengawalnya dengan baik, agar pembangunan ini dapat terlaksanan dan terwujud pada 2025, dan tidak tertunda atau molor, pokoknya kita kawal pembangunan RS ini sampai beroperasi dengan standar pelayanan kesehatan yang baik.
Saya berharap, nantinya para pengembang yang akan mengikuti Lelang Pembangunan RS Surabaya Selatan akan betul-betul mempersiapkan dokumen-dokumennya dengan baik, sehingga memperlancar proses lelang, dan proses-proses lainnya dalam persiapan pembangunan RS ini. Kalau pembangunan RS Surabaya Selatan ini lancar, proses lelangnya lancar, maka dapat diupayakan pada akhir 2025 sudah bisa beroperasi, ini akan sangat membantu permasalahan antrean kamar kelas 3 yang terjadi di RSUD dr M Soewandhie dan BDH serta rumah sakit lainnya yang ada di kota Surabaya saat ini, sehingga pelayanan di IGD lebih optimal. (mik)
Sumber: