Nexmedis Manfaatkan AI untuk Turunkan Angka Stunting di Wilayah Terpencil Indonesia

Nexmedis Manfaatkan AI untuk Turunkan Angka Stunting di Wilayah Terpencil Indonesia

Tim Nexmedis saat melakukan visitasi dan pendampingan penerapan Rekam Medis Elektronik di Puskesmas Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan. --

MEMORANDUM.CO.ID - Keterbatasan infrastruktur, akses internet dan sumber daya manusia menjadi tantangan utama dalam pengembangan layanan kesehatan di wilayah timur Indonesia, termasuk Sorong Selatan.

Nexmedis, perusahaan AI Technology yang bergerak di bidang rekam medis elektronik (RME), melalui Program Pikiran Terbaik Negeri yang diselenggarakan oleh Yayasan BUMN dan ANGIN sebagai partner implementasi, menghadirkan teknologi berbasis Clinical Decision Support System(CDS) yang membantu tenaga kesehatan melakukan diagnosa secara lebih akurat dan cepat.

Dengan sistem ini, data yang diinput di RME langsung terintegrasi sehingga Dinas Kesehatan (Dinkes) bisa memantau kondisi kesehatan masyarakat secara real-time, khususnya terkait program penanganan stunting.  

BACA JUGA:Ubaya Jalin Kerjasama dengan Nexmedis dalam Bidang Teknologi AI Kesehatan

"Kami berkomitmen untuk menghadirkan solusi AI dan digitalisasi, termasuk di daerah pedalaman, agar bisa terhubung dengan layanan kesehatan secara real-time. Tujuannya agar penanganan stunting lebih efektif dan target 2045 dapat tercapai," ujar Yehuda, CEO dan Co-founder Nexmedis, Selasa 22 Oktober 2024.

Saat melakukan visitasi dan pendampingan penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) di Puskesmas Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Yehuda mengungkapkan Pemkab Sorong Selatan melalui Dinkes Sorong mencatatkan prestasi gemilang dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

Berkat komitmen yang kuat dalam memerangi stunting dan malaria, kabupaten ini berhasil mengeliminasi malaria hingga 0% dan menekan angka stunting dari 23% menjadi hanya 7%, jauh melampaui target nasional yang ditetapkan pada 14%.

Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras dan strategi berkelanjutan yang dilakukan oleh Dinkes Sorong Selatan. Melalui pendekatan berbasis data dan respons cepat, tim kesehatan di lapangan dapat melakukan pemantauan secara lebih efektif terhadap kedua masalah kesehatan tersebut.

"Kami selalu berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat, terutama dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit. Berkat kerja sama yang solid di tingkat pemerintah daerah dan dukungan teknologi, kami bisa bertindak lebih cepat dan lebih tepat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sorong Selatan, Marthina Atanay.

BACA JUGA:Berhasil Tekan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting, Surabaya Digelontor Rp 19 Miliar oleh Kemenku

BACA JUGA:796 Keluarga Risiko Stunting Kota Mojokerto Terima Bantuan Pangan

Pemerintah daerah memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung strategi mereka, salah satunya melalui penggunaan platform monitoring tools dan clinical decision support yang terintegrasi dengan sistem rekam medis di seluruh fasilitas kesehatan kabupaten.

Dengan teknologi ini, Dinkes dapat langsung mendapatkan peringatan setiap kali ada deteksi kasus malaria atau kenaikan angka stunting. Respon cepat dilakukan melalui distribusi nutrisi yang tepat untuk mencegah stunting serta langkah-langkah pengendalian malaria di area terdampak.

CEO Nexmedis, Yehuda, menyatakan bahwa peran utama Nexmedis adalah membantu pemerintah daerah dalam memantau dan memberikan data yang diperlukan untuk tindakan medis yang lebih cepat dan akurat.

"Keberhasilan ini sepenuhnya milik pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan. Kami hanya menyediakan alat bantu untuk memastikan mereka memiliki akses ke data yang tepat waktu," ujar Yehuda.

Dengan pencapaian yang luar biasa ini, Sorong Selatan menjadi kabupaten pertama di wilayah Papua yang sukses mengeliminasi malaria sepenuhnya.

Selain itu, pencapaian dalam penurunan angka stunting juga menjadi bukti bahwa dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan teknologi pendukung, tantangan kesehatan di daerah dapat ditangani dengan lebih efektif.

Pemda Sorong Selatan berharap agar keberhasilan ini bisa menjadi contoh bagi kabupaten lain di Papua dan sekitarnya dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih sehat. (gus)

Sumber: