DBD Mengancam Jelang Musim Hujan, Dinkes Surabaya Lakukan Berbagai Upaya Pencegahan dan PSN

DBD Mengancam Jelang Musim Hujan, Dinkes Surabaya Lakukan Berbagai Upaya Pencegahan dan PSN

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina. --

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengimbau masyarakat untuk tetap waspada ancaman demam berdarah dengue (DBD). Menjelang musim penghujan yang diprediksi akan dimulai pada minggu kedua November 2024, potensi peningkatan kasus DBD  mungkin saja bisa terjadi.

"Kami imbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap siaga serta waspada mengingat berdasarkan keterangan dari BMKG bahwa Kota Surabaya akan mulai memasuki musim penghujan pada minggu kedua Bulan November 2024," kata Kadinkes Kota Surabaya kepada Memorandum, Minggu 20 Oktober 2024.

Menurutnya, Kota Surabaya saat ini masih dalam kondisi aman dari ancaman penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti tersebut. Pihaknya menyatakan bahwa data terbaru menunjukkan kasus DBD terkendali. 

BACA JUGA:Waspada DBD di Surabaya, Puluhan Rumah Difogging

"Berdasarkan data perkembangan kasus DBD di Kota Surabaya pada Bulan Oktober 2024 menunjukkan kondisi yang masih stabil, terkendali dan terpantau, " tegasnya. 

Nanik menekankan pentingnya kegiatan pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin. Termasuk monitoring dan evaluasi mingguan terus konsisten dan rutin dilakukan secara intensif berbasis wilayah sebagai langkah antisipasi pengendalian kasus DBD.

"Kegiatan kerjabakti, PSN melalui pemeriksaan jentik di masing masing tempat tinggal, perkantoran, TTU dan tempat tempat lainnya yang berpotensi menjadi perindukan nyamuk harus dilakukan dengan konsisten sebelum memasuki musim penghujan, " paparnya. 

BACA JUGA:Penolakan Fogging Jadi Kendala Penanggulangan DBD di Surabaya

Munculnya sejumlah kasus DBD di sejumlah wilayah seperti Asemrowo dan Bulak Banteng Kidul telah dikonfirmasi oleh Dinas Kesehatan Surabaya. Kadinkes menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari Puskesmas setempat terkait adanya warga yang menunjukkan gejala DBD.

"Berdasarkan data pada Puskesmas Asemrowo dan Bulak Banteng menunjukkan bahwa ada indikasi penderita terduga DBD di wilayah tersebut, " jelasnya. 

Nanik menjelaskan, penanganan dan intervensi telah dilakukan sesuai dengan tatalaksana dan ketentuan yang berlaku melibatkan kader surabaya hebat (KSH), lintas sektor terkait.

BACA JUGA:Kasus DBD di Surabaya Terus Meningkat, hingga April Tercatat 128 Kasus

"Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi penyelidikan epidemiologi (PE), PSN 3M Plus, sosialisasi kepada masyarakat, larvasidasi selektif serta pengendalian fokus atau fogging yang dilakukan pada wilayah yang memiliki risiko penyebaran DBD. Penanganan terduga DBD dilakukan sama dengan kasus DBD sesuai dengan hasil PE di lapangan, " paparnya. 

Nanik menambahkan upaya yang telah dilakukan Dinkes Kota Surabaya dalam pencegahan dan pengendalian kasus DBD diantaranya menggerakkan dan menggiatkan gerakan PSN 3M PLUS untuk tindakan preventif yang dilakukan oleh masing-masing wilayah bersama masyarakat. 

Sumber: