Kasus DBD di Surabaya Terus Meningkat, hingga April Tercatat 128 Kasus

Kasus DBD di Surabaya Terus Meningkat, hingga April Tercatat 128 Kasus

Kegiatan pemantauan jentik yang dilakukan oleh Kader Surabaya Hebat (KSH). -Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM - Kasus demam berdarah dengue atau sering dikenal DBD kian meningkat di Kota Surabaya. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya sebanyak 128 warga di kota pahlawan terjangkit DBD sejak awal Januari-14 April 2024.

BACA JUGA:Bojonegoro Hibah Rp 29,8 M, Barter Wilayah Lamongan 45 Hektare 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina menyampaikan, Pemkot Surabaya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD.  Hal ini menyusul adanya risiko penyebaran kasus DBD terus meningkat pada transisi perubahan iklim dari musim hujan ke musim kemarau.

BACA JUGA:Bupati Hendy Canangkan Parade Pegon Digelar Setiap Hari Libur di Jember 

"Adanya peningkatan jumlah kasus DBD dengan meningkatnya intensitas curah hujan pada bulan Februari, Maret, April 2024 sesuai estimasi dari BMKG, " kata Nanik, Selasa, 23 April 2024.

BACA JUGA:Mengawal Ide Besar Pemkot Pasuruan dalam Mengembangkan Wisata Heritage Terintegrasi 

Berdasarkan data jumlah kumulatif  bulan Januari sampai dengan 14 April 2024, jumlah DBD 128 kasus. Dengan rincian pada Januari 10 kasus, Februari  33 kasus, Maret 58 kasus, April sampai dengan tanggal 14 berjumlah 27 kasus .

BACA JUGA:Sedang Tayang di Bioskop! Badarawuhi di Desa Penari Membahas Apa Saja? 

Sedangkan jumlah kumulatif bulan Januari sampai April 2023, jumlah DBD hanya 108  kasus, dengan rincian Januari 33 kasus, Februari 25 kasus, Maret 29 kasus dan April 21 kasus.

BACA JUGA:Dampak Transisi Perubahan Iklim, Pemkot Surabaya Imbau Masyarakat Waspada DBD

"Secara kesimpulan secara kumulatif kasus DBD pada periode Januari sampai dengan 14 April  2024 mengalami kenaikan sebesar 15,63 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (Januari-April 2023), " terang Nanik.

BACA JUGA:Antisipasi DBD, KSH Cek Jentik Nyamuk Seminggu Sekali

Dari ratusan kasus tersebut, lanjut Nanik rata-rata warga yang terjangkit kisaran usia anak-anak.

BACA JUGA:Waspadai DBD! Kenali 6 Gejalanya dan Segera Cari Pertolongan Medis 

"Sebaran kasus DBD sebagian besar ditemukan pada anak sekolah dengan rentang umur 5-14 tahun, " jelas Nanik.

BACA JUGA:Musim DBD? Simak 5 Tips Jitu Menghindari Penyakit Mematikan Ini! 

Beberapa upaya telah dilakukan Dinkes Surabaya untuk menekan angka kasus DBD antaralain dengan mengajak masyarakat untuk melaksanakan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD secara rutin dengan kegiatan 3M Plus.

BACA JUGA:Tekan DBD dengan Menyebarkan Nyamuk Wolbachia, Guru Besar Unair Beri Tanggapan 

"Gerakan PSN 3M PLUS tetap masih menjadi pilihan utama untuk tindakan preventif antara lain  menguras dan menyikat bersih bak mandi air minimal satu minggu sekali, " ujarnya.

Selain itu, kegiatan 3M dilakukan dengan cara menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, tandon, drum dan sebagainya. Juga memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.

Kemudian, warga juga diimbau untuk mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis setiap satu minggu sekali. Lalu, memperbaiki saluran dan talang yang tidak lancar atau rusak.

Selanjutnya, warga juga diminta agar menutup lubang-lubang pada potongan bambu atau pohon dan sebagainya. Juga menaburkan bubuk pembunuh jentik (larvasida) seperti di tempat-tempat yang sulit dikuras atau daerah yang sulit air. "Memelihara ikan pemakan jentik di kolam, bak-bak penampungan air seperti ikan cupang dan ikan kepala timah," sambungnya.

Masyarakat juga diajak untuk membiasakan pengaturan barang dalam ruangan secara rapi agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Termasuk menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

"Yang tak kalah penting membersihkan lingkungan dari sarang nyamuk. Kebersihan adalah faktor utama," ujarnya.

Upaya lainnya yang dilakukan dengan mengkoordinasikan seluruh Puskesmas bersama pemangku wilayah (RT, RW) secara terintegrasi di tingkat Kelurahan dan Kecamatan untuk terus konsisten dalam meningkatkan upaya kewaspdaan dini melalui surat kewaspadaan peningkatan kasus DBD berbasis wilayah.

"Kami juga bekerjasama dengan ITD UNAIR untuk melakukan survei penangkapan nyamuk dan pemeriksaan jentik dalam penelitian pola temporal dan spasial penyebaran virus Den-V di Kota Surabaya serta bekerjasama melakukan Pengabdian Masyarakat dengan sasaran KSH untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kader dalam identifikasi jentik, " bebernya.

Selain itu Pemkot juga bekerjasama dengan BBTKLPP melakukan survei perilaku nyamuk untuk mengetahui adakah pergeseran perilaku nyamuk Aedes sp.

"Kami melakukan identifikasi jentik nyamuk di beberapa lokasi sebagai bentuk monitoring habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. Termasuk melakukan konsultasi dengan pakar ilmu Penyakit Tropik RSUA terkait update tatalaksana kasus DBD," jelasnya.

Nanik mengimbau puskesmas untuk segera melakukan Penyelidikan Epidemiologi kasus 1x24 jam dan melaksanakan penanganan kasus agar tidak ada penularan setempat.

"Secara berkala melaksanakan rapat koordinasi penguatan tatalaksana DBD bersama lintas sektor terkait (kelurahan, kecamatan, puskesmas) untuk peningkatan kewaspadaan dini DBD berbasis wilayah, " pungkasnya. (*)

Sumber: