Mulai Muncul Deklarasi Pemenangan Kotak Kosong

Mulai Muncul Deklarasi Pemenangan Kotak Kosong

Puluhan warga Kota Pasuruan deklarasi kotak kosong.-Hari Mujianto/Muhammad Hidayat-

PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Pilkada Kota Pasuruan yang hanya mengantarkan satu pasangan calon (paslon) membuat beberapa elemen masyarakat berontak. Mereka protes akan matinya demokrasi dan gersangnya pengkaderan yang dilakukan partai. 

Bentuk protes yang mereka suarakan saat ini adalah deklarasi pemenangan kotak kosong. Deklarasi itu dikoodinatori Ayik Suhaya. Pegiat LSM yang juga Wakil Gubernur LIRA Jatim. deklarasi pemenangan kotak kosong itu digelar di lapangan Mancilan, Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo, Kamis 17 Oktober 2024 malam. 

BACA JUGA:Logistik Pilkada Kota Pasuruan Sudah Mulai Berdatangan

Mereka menamakan dirinya Forum Penyelamat Demokrasi Pasuruan (FPDP). Jumlah peserta deklarasi memang tidak banyak. Hanya kisaran puluhan orang. Namun Ayi yakin, lambat laun gerakan ini akan mendapat atensi dari warga Kota Pasuruan lainnya. 

“Gerakan ini merupakan wujud keperihatinan kita akan matinya demokrasi di Kota Pasuruan,” koar Ayi Suhaya. 

Ia menegaskan deklarasi yang dilakukannya ini merupakan sebuah bentuk keprihatinan terhadap proses demokrasi yang tidak berjalan di Kota Pasuruan. Mereka menganggap dengan deklarasi dan memenangkan kotak kosong sama dengan menghormati kematian demokrasi. 

BACA JUGA:Lawan Kotak Kosong, Paslon Tunggal Berani Target Kemenangan di Atas 75 Persen

"Untuk menjawab keraguan masyarakat yang mana calon kepala daerah yang ada sekarang ini belum bisa mencerminkan keinginan dan kebutuhan masyarakat kota. Pada intinya masih ada keraguan," ungkapnya. 

Saat ini, satu-satunya paslon yang sudah ditetapkan KPU Kota Pasuruan adalah pasangan Adi Wibowo-M Nawawi. Pasangan dengan akronim Anugerah ini memborong semua partai yang ada di parlemen. 

Ayi menegaskan, bukan berarti deklarasi yang ia gelorakan ini meremehkan kemampuan pasangan tunggal dari calon wali kota dan wakil wali kota yang ada saat ini. Namun tantangan yang ada di Kota Pasuruan ke depan sangatlah kompleks.

Menurutnya, Kota Pasuruan membutuhkan pemimpin yang benar-benar mampu menyelesaikan banyak permasalahan. Salah satunya yakni kelanjutan pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU).

"Dengan adanya calon tunggal di pilkada mendatang, pada intinya masyarakat kecewa karena tidak ada pilihan calon lain. Kita menganggap bahwa calon tunggal yang ada saat ini tidak pro rakyat," lanjutnya.

Di sisi lain, ke depan pemimpin Kota Pasuruan harus mampu menghidupkan seni dan budaya. 

"Banyak nilai seni dan budaya asli Kota Pasuruan yang belum tergali. Itu adalah PR dari kepala daerah ke depan," tegasnya.

Sumber: