Ustaz Drs H Khoiron Syu'aib Tekankan Pentingnya Kembali ke Agama sebagai Benteng Diri
Ustaz Drs H Khoiron Syu'aib Msi. -Arif Alfiansyah-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya Ustaz Drs H Khoiron Syu'aib Msi menyampaikan keprihatinan mendalam atas maraknya kasus bunuh diri yang terjadi belakangan ini. Beliau mengingatkan bahwa bahwa tindakan mengakhiri hidup sendiri merupakan dosa besar dalam agama dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
BACA JUGA:Pria Meloncat ke Sungai Jagir, Bunuh Diri?
"Yang jelas pemahaman kita selama ini terkait dengan bunuh diri adalah suatu perbuatan yang sangat-sangat dinistakan, sangat nista sekali. Tidak ada ampun kalau sudah bunuh diri. Mengambil jalan pintas yang sangat sangat salah. Kita tidak menghakimi, tapi itulah yang dicontohkan oleh para ulama-ulama dulu bahwa itu merupakan bukan jalan menuju surga, tapi sebaliknya (neraka). Sudah tidak ada ampun itu (orang bunuh diri), " kata Ustaz Khoiron diwawancarai memorandum.co.id.
BACA JUGA:Biro Jasa Samsat Tewas di Sumur Kontrakan, Bunuh Diri?
Ustaz Khoiron Syu'aib yang juga Penasihat MUI Krembangan mengingatkan bahwa bunuh diri bukanlah solusi atas segala permasalahan. Mereka merasa putus asa, terbebani masalah, hingga merasa tidak ada lagi jalan keluar.
BACA JUGA:Mahasiswi Unair Dipastikan Tewas Bunuh Diri, Polisi: Gas Freon AC Penyebabnya Bukan Helium
"Bahwa orang yang bunuh diri itu sudah menganggap tidak ada yang bisa menolong. Namun, perlu diingat bahwa sebagai manusia, kita tidak pernah sendirian. Tuhan selalu bersama kita, siap menolong dan memberikan jalan keluar dari segala kesulitan," tegasnya.
BACA JUGA:Cegah Aksi Bunuh Diri, Masyarakat Perlu Peka dan Mengenal Prinsip Psychological First Aid
Mustasyar MWC NU Krembangan ini pun menyebut, seseorang sampai melakukan bunuh diri adalah merupakan puncak dari keputusasaan. Di mana mereka akan mencari jalan pintas yang salah dengan bunuh diri.
BACA JUGA:Sebelum Bunuh Diri, Penghuni Kos Simo Katrungan Unggah Status di WA
"Jadi itu batas kemampuan manusia untuk berpikir dan batas kemampuan manusia untuk mengejar terget dan cita-citanya. Pada saat keinginannya tidak tercapai, ternyata terjadi kebuntuan cara berpikir. Maka dengan demikian, mereka mengambil jalan pintas yang dianggapnya itu terbaik. Dengan demikian berarti pada hakekatnya orang bunuh diri itu karena ada keputusasaan, karena target yang diinginkan tidak bisa atau belum tercapai, " paparnya.
BACA JUGA:Pakar Kriminolog, Bom Bunuh Diri Itu Teror Supaya Masyarakat Ketakutan
Terkait hal tersebut Pimpinan Yayasan TPI Roudlotul Khoir Bangunsari ini menekankan pentingnya kalimat 'Wala Taiasu Min Rauhi Allah' yang terdapat dalam Surat Yusuf ayat 87. Beliau menjelaskan bahwa ayat ini mengajak seluruh umat manusia untuk senantiasa berpegang teguh pada harapan dan tidak pernah putus asa dari rahmat Allah SWT.
BACA JUGA:Lagi, Percobaan Bunuh Diri Terjadi di Surabaya
Sumber: