Asa Penyintas APG Semeru, Bersatu Tangguh Bencana di Pelukan Huntap Sumbermujur

Asa Penyintas APG Semeru, Bersatu Tangguh Bencana di Pelukan Huntap Sumbermujur

Hunian tetap (huntap) di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro yang kini nampak asri dan bersih.-Tri Haryoko-

Seperti yang diutarakan salah seorang kepala keluarga bernama Syamsul, yang sebelum ini bekerja di tambang pasir di Pronojiwo, iapun merasa kalau selama ini juga lumayan berat kalau harus kembali bekerja di tambang pasir di sekitar tempat tinggal lama. “Namun gimana lagi itu satu-satunya mata pencaharian yang bisa kami lakukan dalam waktu dekat. Kami harus makan dan menghidupi keluarga,” keluhnya.

Untuk bekerja balik ke tambang pasir memang menempuh waktu sekitar 15 menitan, akan tetapi kalau setiap hari itu harus dilakukan tentu juga akan memakan biaya, waktu serta tenaga. “Kalau bisa buka usaha di sekitar sini kan enak, tidak jauh. Tapi, kita belum menemukan lahan itu,” harapnya.

Syamsul menceritakan, sebelum bencana melanda dan lautan pasir menimbun desanya, dia dan keluarga tinggal di Dusun Supit Urang, Curah Kobokan. Kini ia jadi penghuni Blok C 6 No 12. Sedangkan warga yang lain, Agus Rochman warga Sumber Wuluh, kini menempati rumah Huntap di Blok C 17 No 15. Menjelang Idul Fitri 2022, mereka resmi menempati rumah berukuran 10 meter x 15 meter itu.

"Kami senang pemerintah membangun huntap ini menjadi hunian kami dan keluarga warga korban erupsi Gunung Semeru. Tapi, kami masih punya pikiran, ya itu tadi, keinginan membuka usaha belum terwujud,” keluhnya. Rasa gembira tak bisa ditutupi, saat menempati hunian baru yang mulai dikerjakan awal Januari 2022 oleh kontraktor PT Brantas Abipraya dan PT Hutama Karya. 

BACA JUGA:Deretan Letusan Terdahsyat Gunung Semeru Sejak Tahun 1818

Data tercatat di pemerintah telah membangun 1.951 unit huntap untuk masyarakat tujuh desa terdampak erupsi Gunung Semeru. Selain itu, juga dibangun 878 unit hunian sementara (huntara) oleh 81 NGO. "Huntap ini berada di ketinggian, udaranya lebih dingin dibanding di desa kita yang dulu," sambung warga lainnya.

Mereka membandingkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, di tempat tinggal yang lama lebih mudah, dibanding saat ini sejak menempati rumah di Huntap. "Kalau di sini, kita harus mencari peluang lagi," katanya, sambil menyebut jarak 15 menit jika ditempuh berjalan kaki menuju tempat bekerja, pencari pasir, kerja di bengkel atau merawat ayam di permukiman yang lama. 

Mereka semua berharap bisa menemukan lapangan pekerjaan baru. Namun, mereka juga belum tahu, usaha apa dan kapan impiannya bisa terwujud. "Katanya dulu disini akan dibuatkan untuk lapangan pekerjaan, tapi ndak tahu, kapan. Dan, soal modal usaha juga kami belum punya," ucapnya.

Mereka bersepakat dan bersyukur menghuni Huntap. Namun, bisa membuka usaha untuk menopang kebutuhan ekonomi keluarga adalah harapannya. Ada yang ingin membuat piaraan ayam, tempat penggergajian dan pengolahan kayu untuk meubel. Ada juga yang ingin membuka bengkel servis motor.

Menguatkan tekad mengulang sukses, lelaki paruh baya itu lantas menceritakan kisah di rumah lama di kampung halaman dulu. Bisa memelihara ayam termasuk jenis Bangkok yang harga jualnya menurut dia lumayan, kembali ingin dilakoni.

BACA JUGA:Gunung Semeru Meletus 4 Kali, Semburkan Abu Setinggi 1.000 Meter

Menjawab sejumlah keluhan penghuni Huntap Sumbermujur, sebenarnya pemerintah Kabupaten Lumajang bukannya tidak melakukan tindak lanjut pasca berdirinya hunian tetap yang bisa menampung ribuah kepala keluarga tersebut. Ini seperti yang dipaparkan oleh Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi. 

Di pendopo kabupaten Lumajang, Patria memaparkan secara gamblang langkah-langkah apa saja yang telah dilakukan pemerintah kabupaten Lumajang kaitannya dengan fasilitas lapangan kerja hingga perlindungan terhadap para penyintas APG Semeru.

"Beberapa bentuk pelatihan keterampilan telah kami lakukan. Saat ini Pemkab Lumajang sedang melakukan inventarisasi dan perencanaan melalui Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Dikopindag) bentuk intervensi yang sesuai kebutuhan masyarakat dan akan direncanakan dalam bentuk program. Sharing penganggarannya dengan Pemprov Jatim maupun BNPB," tegas Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi.

Gayung bersambut, pemerintah mendengarkan dan mengkaji secara seksama guna mewujudkan harapan penghuni Huntap. Dipastikan tak sulit, dibutuhkan jalinan sinergi semua pihak untuk mewujudkan asa para penghuni Huntap di Desa Sumbermujur.

Sumber: