Polisi Dalami Tewasnya Ketua PAC Pemuda Pancasila Sumbersari

Polisi Dalami Tewasnya Ketua PAC Pemuda Pancasila Sumbersari

Makam Moch Holik Budiarto, warga Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Jember. -Biro Jember -

JEMBER, MEMORANDUM – Reskrim Polsek Patrang masih mendalami tewasnya Ketua PAC Pemuda Pancasila Sumbersari Moch Holik Budiarto (45), warga Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Jember.

BACA JUGA:Perkuat Lini Belakang, Persebaya Akan Datangkan Satu Pemain Asing 

Dikatakan Kanitreskrim Polsek Patrang Ipda Didit Ardiana Abdilah, pihaknya telah mendapatkan laporan adanya kejadian seorang korban yang dirawat di Rumah Sakit dr Soebandi Jember dikarenakan terjatuh dari lantai dua di ruko Jalan Semangka Baratan, Kecamatan Patrang.

BACA JUGA:Wanita Jadi Korban Jambret di Kawasan Kota Lama 

"Senin 8 Juli sekitar pukul 18.00 WIB mendapatkan laporan adanya kejadian seorang yang diduga terjatuh dari lantai disebuah ruko, namun saat itu korban yang diketahui bernama Moch Holik Budiarto. Ia terjatuh pada pukul 12.00 WIB dan menjalani perawatan di RSD dr Soebandi Jember dan meninggal dunia, " terang Kanitreskrim Polsek Patrang. Selasa 9 Juli 2024.

BACA JUGA:Polres Gresik Sambut Peserta Didik Sespimmen Polri Dikreg Ke-64 Tahun 2024 di Gresik 

Pihaknya dibarengi tim Inafis Polres Jember mendatangi TKP melakukan pemeriksaan lokasi kejadian dan melakukan pemeriksaan saksi.

BACA JUGA:Antar Penumpang, Driver Ojol Wanita Tewas  

"Sejauh ini kami masih melakukan pendalaman penyelidikan dan telah memintai keterangan para saksi sejumlah lima orang yang berada di lokasi saat itu, kedatangan korban untuk konsultasi dengan konsultan (Abdul Latif) hendak merubah proposal pembangun, " ungkap Didit.

BACA JUGA:Perbaikan Pipa Bocor PDAM di Jalan Joyoboyo Telah Selesai 

Dan sejauh ini pemeriksaan dari medis dr Soebandi Jember masih belum keluar, dan bilamana keluarga hendak menuntut pastinya akan dilakukan penggalian kubur untuk dilakukan autopsi.

BACA JUGA:Pengendara Scoopy Tewas Ditabrak Trailer di Mastrip 

Sementara keluarga korban/pelapor tidak berkenan kasus ini untuk dilakukan pendalaman (autopsi) dan keluarga menerima kejadian ini sebuah musibah, dan telah menandatangani surat pernyataan tidak akan menuntut dikemudian hari.

BACA JUGA:Balita Asal Surabaya Terjebak di Mobil 

Di tempat terpisah, Ketua Pemuda Pancasila Jember Zamroni Ulfa. Menurut Zamroni, Kholik merupakan Ketua PAC Pemuda Pancasila, Kecamatan Sumbersari, Jember.

Pasalnya kami prihatin kematian Moch Holik Budiarto (korban) dengan Kondisi fisik dari jenazah tidak wajar kalau dibilang jatuh dari lantai dua.

“Soalnya, ada luka lebam di kedua mata, terus kepala bagian belakang itu pecah dan ada luka lebam di lengan sebelah kanan dan kiri," kata Zamroni.

Bahkan, lanjut Zamroni, dari hasil pemeriksaan rontgen yang dilakukan di RS dr Soebandi Jember, tulang rusuk korban juga mengalami patah.

BACA JUGA:Unair Ngeper Kembali Angkat Prof BUS Jadi Dekan FK 

"Memang keluarga tidak mau untuk visum atau autopsi. Tapi tadi sempat dilakukan rontgen dan hasilnya ada bagian tulang rusuk yang patah," jelasnya.

"Bahkan yang terbaru, saat mau dimakamkan itu keluar pasir dari mulut korban. Darah juga terus-terusan keluar dari hidung," sambung Zamroni.

Saat dilihat ke lokasi kejadian, lanjut Zamroni, lompongan (celah) tempat korban terjatuh ukurannya kecil dan diperkirakan lebarnya tidak sampai 50 centimeter.

BACA JUGA:Mantan Kasitrantib Divonis 2 Tahun, BKPSDM Tunggu Inkracht 

"Kalau melihat celah di TKP tempat korban dibilang jatuh dari lantai dua itu ukurannya nggak ada setengah meter. Badan korban juga agak besar, secara logika tidak muat kalau terjatuh lewat celah itu," ucapnya.

Sementara dari temuan beberapa kejanggalan pada tubuh korban itu, Kuasa Hukum Pemuda Pancasila Jember, Jarot Subiakto meminta polisi melakukan proses penyelidikan terhadap kasus tersebut.

BACA JUGA:Evaluasi Kinerja Jajaran Semester I, Menteri AHY: Program Strategis Kementerian ATR/BPN Menyentuh Masyarakat 

"Jadi kami meminta pada pihak kepolisian yang menangani kasus ini, untuk dilakukan proses lidik meskipun keluarga menolak autopsi. Karena kejanggalan ini sudah nggak masuk akal dan mungkin ada dugaan tindak pidana," tandas Jarot. (*)

Sumber: