Petani Desa Sukowidodo Mengikuti Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Organik
Peserta pelatihan antusias mengikuti arahan narasumber. -Biro Tulungagung-
TULUNGAGUNG, MEMORANDUM - Untuk menambah wawasan dan keterampilan para petani, bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Pemerintah Desa Sukowidodo, Kecamatan Karangrejo, mengadakan pelatihan pembuatan pestisida dan pupuk organik di balai desa setempat, Rabu 15 Mei 2024.
BACA JUGA:Kantah ATR/BPN Tulungagung Sosialisasi Aturan Peralihan Hak Atas Tanah di Kecamatan Kalidawir
Pelatihan diikuti 34 orang peserta yang terbagi dalam tiga kelompok tani (poktan). Pelatihan menghadirkan narasumber dari Bidang Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Mugi Widati.
Kegiatan itu juga dihadiri Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Forkopimcam Karangrejo, Kepala Desa Sukowidodo, dan warga petani peserta pelatihan.
BACA JUGA:Kantah ATR/BPN Kabupaten Tulungagung Dorong Masyarakat Pahami Pentingnya Kepastian Hak Atas Tanah
Kepala Desa Sukowidodo, Supardi, mengatakan para petani di desanya telah memiliki banyak pengalaman dan keterampilan. Utamanya terkait pembuatan pestisida yang bahan mentahnya dari nabati.
BACA JUGA:Permudah Layanan PPDB Online, Disdik Surabaya Buka Posko Layanan PPDB di Tiap SD-SMP
"Pemakaian pupuk organik juga sudah sering dilakukan para petani. Namun perlu ditingkatkan ilmunya," terangnya.
BACA JUGA:BKPH Bluluk Lamongan KPH Mojokerto Ada Dugaan Diuruk Limbah B3
Di samping itu, lanjut Supardi, karena sekarang ini banyak pupuk organik yang dimunculkan dari kreatifitas petani, secara otomatis dengan materi pelatihan yang diberikan dari narasumber, nantinya para petani diharapkan semakin bertambah ilmunya.
BACA JUGA:Kemana Perginya Mobil F1 Setelah Musim Balap Berakhir?
Menurut Supardi, kalau nantinya subsidi pupuk dari pemerintah dikurangi, maka dampaknya biaya yang dibutuhkan petani akan semakin tinggi.
BACA JUGA:Di Laga Terakhir, Pep Guardiola Justru Minta Pemainnya untuk Santai
"Mungkin ada niatan pemerintah agar pupuk organik digiatkan lagi," ucapnya.
BACA JUGA:Mall Tapi Kok Sepi? Inilah 5 Alasan Lenmarc Sepi Pengunjung
"Alhamdulillah, kegiatan ini bisa dilaksanakan. Ada 34 orang dari 3 kelompok tani yang kita undang hadir semua, dan bersemangat mengikuti pelatihan pembuatan pestisida nabati dan pupuk organik," paparnya.
Pihaknya berharap, dengan mengikuti pelatihan ini, minimal ada attitude perubahan tingkah laku para petani dari tidak tahu tentang pestisida nabati menjadi tahu.
"Kemudian yang tidak bisa menjadi bisa membuat, sehingga dari keterampilan yang dimiliki nantinya bisa meringankan pembiayaan petani itu sendiri," pungkasnya.
Sementara itu, Mugi Widati mengapresiasi adanya peran serta pemerintah desa untuk mengalokasikan dananya di bidang pertanian.
"Ini menandakan kesadaran masyarakat untuk pembangunan bidang pertanian semakin berkembang. Ternyata pihak desa sangat peduli cancut tali wondo untuk pembangunan pertanian," ungkapnya.
Menurutnya, pembangunan pertanian itu tidak hanya terpusat dari kabupaten, motor pihak desa pun harus ikut berperan di situ.
BACA JUGA:Inilah 5 Perusahaan BUMN dengan Gaji Tertinggi di Tahun 2024
Mugi Widati menambahkan, untuk pelatihan kali ini sesuai tema yang dipilih adalah pembuatan pestisida nabati dan pupuk organik. Untuk pestisida nabati bahannya dari rempah - rempah. Dan untuk pupuk organik bahannya dari kotoran ternak.
"Maka pestisida nabati dan pupuk organik ini semakin ramah lingkungan. Diharapkan nantinya para petani tidak ketergantungan pupuk kimia bersubsidi. Sehingga biaya petani akan lebih murah dan hasil panennya bisa meningkat," urainya. (*)
Sumber: