Polres Gresik Gelar Kegiatan Kontra Radikal, Eks Napiter Bagikan Kisah Kelam di Irak

Polres Gresik Gelar Kegiatan Kontra Radikal, Eks Napiter Bagikan Kisah Kelam di Irak

Polres Gresik Gelar Kegiatan Kontra Radikal, Eks Napiter Bagikan Kisah Kelam di Irak--

GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Kegiatan kontra radikal yang digelar Tim Subsatgas Banops Humas Polri. Dengan tema “TERORISME MUSUH KITA BERSAMA”, acara ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan sebuah pengingat bahwa ancaman ekstremisme masih nyata dan terus mengintai, terutama generasi muda. Digelar di Ruang Rupatama SAR Sarja Arya Racana Polres Gresik, Kamis, 28 Agustus 2025.

Hadir dalam kegiatan ini sejumlah pejabat penting, dintaranya Kabag Penum Divhumas Mabes Polri Kombespol Erdi A. Chaniago, Wakapolres Gresik Kompol Danu Anindhito Kuncoro, serta perwakilan tokoh agama dari MUI, NU, Muhamadiyah, LDII, FKUB  hingga pengasuh pondok pesantren di Gresik.

BACA JUGA:Dua Penadah Ditangkap Satreskrim Polres Gresik, 4 Motor Curian Diamankan


Mini Kidi--

Namun yang membuat forum ini istimewa adalah kehadiran seorang lelaki sederhana dengan sorot mata tegas: Wildan, S.Kom. Mantan narapidana terorisme asal Pasuruan ini kini dikenal sebagai pegiat kontra radikal. Ia datang bukan sekadar untuk berbicara, melainkan untuk bersaksi menceritakan bagaimana dirinya pernah terjerumus dalam kegelapan dan akhirnya bangkit untuk memperingatkan orang lain.

BACA JUGA:Tingkatkan Keterampilan, Polres Gresik Gelar Pelatihan Kasatkamling

Dalam sambutannya, Kompol Danu Anindhito menekankan pentingnya kewaspadaan sejak dini.

“Radikalisme adalah ancaman nyata yang dapat merusak Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus memanfaatkan teknologi informasi untuk deteksi dini,” tegasnya.

Pesan itu bukan sekadar peringatan, tetapi juga ajakan agar masyarakat bijak menggunakan media sosial.

BACA JUGA:Ambulans Gratis Polres Gresik Layanan Cepat Bagi yang Membutuhkan, Hadir dari Hati untuk Warga

Sementara itu, Kombespol Erdi A. Chaniago menambahkan bahwa kaum muda merupakan sasaran empuk kelompok radikal.

“Tujuan kami hadir di sini adalah untuk memberi peringatan. Aksi radikal sangat berbahaya bagi ketertiban masyarakat. Generasi muda, terutama santri, harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial,” katanya, sembari menekankan betapa dunia digital kini menjadi medan baru penyebaran paham teror.

BACA JUGA:Marak Kecelakaan, Satlantas Polres Gresik Pasang Imbauan di Kawasan Rawan

Sesi yang paling ditunggu: kisah Wildan. Ia membuka kembali bab kelam hidupnya. Sejak 2010, ia terjerumus dalam lingkaran kelompok radikal. Tahun 2013, perjalanannya bahkan membawanya jauh hingga ke Mosul, Irak. Di sana ia menjadi sniper sekaligus perakit bom sebuah jalan yang ia sebut sebagai “jalan kematian yang dipoles dengan janji surga.”

Sumber:

Berita Terkait