Polda Jatim Siapkan Tempat Terpadu untuk Percepat Identifikasi Korban Ponpes Al-Khoziny
Petugas Biddokes dan Dinkes Jatim meninjau persiapan storage di RS Bhayangkara--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Polda Jatim bersinergi mempersiapkan proses identifikasi korban ambruknya pondok pesantren Al Khoziny.
BACA JUGA:Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim Jenguk Santri Korban Al Khoziny di RS Delta Surya

Mini Kidi--
Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono menyatakan bahwa Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim telah disiapkan sebagai lokasi utama identifikasi post-mortem.
"Kami berusaha menyiapkan tempat terbaik untuk identifikasi. Rumah Sakit Bhayangkara adalah yang paling siap, dengan harapan proses identifikasi berjalan lancar, keluarga korban merasa nyaman, dan situasi tetap kondusif," ujar Erwin di RS Bhayangkara, Surabaya, Kamis 2 Oktober 2025.
Sebanyak 150 tenaga kesehatan disiagakan membantu proses identifikasi, dengan perkiraan puncak kegiatan pada hari Sabtu atau Minggu, menyesuaikan progres evakuasi dari lokasi kejadian. Proses evakuasi saat ini difokuskan pada area bangunan beton yang memerlukan waktu khusus.
Sementara itu Kabiddokkes Polda Jatim, Kombespol M Kusnan Marzuki, menyebut jika kepolisian telah mempersiapkan fasilitas khusus. Termasuk kontainer freezer berkapasitas lebih dari 100 jenazah, untuk mengantisipasi kondisi jenazah yang mungkin mengalami pembusukan akibat faktor waktu.
"Kami fokuskan di sini karena sudah lebih dari tiga hari. Kontainer freezer ini penting untuk menjaga kondisi jenazah," jelas Kombes Kusnan.
Khusnan menambahkan, untuk setiap tim identifikasi, disiapkan minimal empat personel. Langkah ini diambil untuk mencegah kelelahan mengingat intensitas pekerjaan yang mungkin tinggi. "Begitu ditemukan, jenazah akan langsung dibawa ke sini," imbuhnya.
BACA JUGA:Wali Santri Sepakati Evakuasi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Gunakan Alat Berat
Terkait data korban, Kusnan menyebutkan bahwa data awal menunjukkan perkiraan sekitar 58 korban dari pondok pesantren. Namun, angka ini bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai perkembangan di lapangan. Hingga saat ini, tim telah menerima data dari 56 keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya.
Polda Jatim mengimbau kepada keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera memberikan data-data yang relevan, seperti data gigi, ijazah, atau sidik jari, guna mempercepat proses identifikasi. Data primer seperti sidik jari sangat membantu dalam proses identifikasi. Jika tidak ada, data sekunder seperti foto atau tanda lahir juga dapat digunakan.(fdn)
Sumber:



