umrah expo

Satreskrim Polres Pasuruan Sosialisasikan Pesantren Ramah Anak Cegah Bullying

Satreskrim Polres Pasuruan Sosialisasikan Pesantren Ramah Anak Cegah Bullying

Personel Satreskrim Pasuruan sosialisasikan pesantren ramah anak kepada santri.--

PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID – Satreskrim Polres Pasuruan melalui Unit Pelayanan Perempuan dan Anak menggelar sosialisasi pesantren ramah anak di Pondok Pesantren PERSIS Bangil, Rabu 19 November 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan Polres Pasuruan terhadap terwujudnya Kabupaten Layak Anak dan lingkungan pesantren yang aman bagi para santri.


Mini Kidi--

Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WIB tersebut dihadiri Kepala UPTD PPA M Hidayatu Laili; Psikolog Klinis dan Forensik Konsultan PPA Jawa Timur Riza Wahyuni; Kasubnit PPA Polres Pasuruan Aiptu M Nidhom; serta jajaran anggota PPA.

Hadir pula UPTD PPA, Dinas P3AP2KB, para ustaz dan ustazah, serta ratusan santri Ponpes PERSIS.

BACA JUGA:Jelang Nataru, Satlantas Polres Pasuruan Sidak Cek Kesiapan Jeep Wisata Bromo

Dalam kegiatan tersebut Satreskrim memberikan materi mengenai pencegahan perundungan kepada 130 santri putra dan 250 santri putri.

Edukasi difokuskan pada pengenalan bentuk perundungan, dampaknya terhadap psikologis anak, serta langkah pencegahan di lingkungan pesantren.

Kapolres Pasuruan AKBP Jazuli Dani Iriawan mengatakan bahwa Polres Pasuruan berkomitmen menciptakan ruang pendidikan yang aman bagi seluruh anak.

BACA JUGA:Satresnarkoba Polres Pasuruan Edukasi Bahaya Narkoba di SMPN 1 Rembang

“Pesantren harus menjadi tempat yang nyaman bagi santri, dan tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apa pun,” ujarnya.

Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Adimas Firmansyah menegaskan bahwa pihaknya siap mendampingi pesantren dalam menciptakan lingkungan ramah anak.

“Kami memberikan pemahaman kepada para santri agar berani bersuara dan tidak ragu melapor bila mengalami atau melihat perundungan,” katanya.

BACA JUGA:Polres Pasuruan Selidiki Dugaan Penyelewengan Anggaran Pilkada 2024, Saksi Diperiksa

Kegiatan berlangsung aman dan mendapatkan respons positif sehingga diharapkan mampu memperkuat sistem perlindungan anak di pesantren dan menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan bebas kekerasan.

 

Sumber: