Paguyuban Jukir Surabaya Kritik Kebijakan Wali Kota

Paguyuban Jukir Surabaya Kritik Kebijakan Wali Kota

Husnin bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.-Oskario Udayana-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kebijakan Pemkot Surabaya untuk mewajibkan tempat usaha kena pajak parkir menyediakan satu juru parkir gratis menuai kritik dari Paguyuban Juru Parkir Surabaya.  

BACA JUGA:Wali Kota Surabaya Tangkap Basah Jukir Liar di Minimarket 

Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan kebijakan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan parkir gratis kepada pengunjung, tanpa pungutan biaya, termasuk sumbangan sukarela.


Mini Kidi-- 

Namun, Ketua Paguyuban Juru Parkir Surabaya, Husnin, menyatakan kebijakan tersebut tidak humanis dan kurang bijaksana. Ia mempertanyakan dasar hukum kebijakan tersebut dan menilai wali kota tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan paguyuban. 

Husnin menekankan bahwa para juru parkir selama ini telah berkoordinasi dengan manajemen tempat usaha dan tidak melakukan pungutan paksa. Ia juga menyoroti peran juru parkir dalam menjaga keamanan dan ketertiban, serta memberikan kontribusi sosial dengan menyerap tenaga kerja dan mencegah kenakalan remaja.

BACA JUGA:Hari Ini, Pemkot Surabaya dan TNI-Polri Siap Tertibkan Jukir Liar di Surabaya 

"Perlu diketahui sidak jukir merupakan bagian dari Paguyuban Jukir Surabaya. Apakah mereka itu minta secara paksa atau tidak. Di kasih oke, tidak dikasih juga oke. Jadi kerja sosial untuk memberikan rasa aman dan nyaman sesuai dengan UU daripada konstituen. Dari mana ada pelanggarannya, itu sudah koordinasi dengan pihak manajemen setiap di mana jukir berada," kata Husnin. 

Husni minta sekarang data ke Polrestabes Surabaya atau Polres Pelabuhan Tanjung Perak adakah di titik-titik parkir kendaraan yang dicuri oleh maling-maling motor yang ada di wilayah kepolisian tersebut.

BACA JUGA:Resahkan Masyarakat, Dishub Kota Surabaya Tindak Tegas Jukir Liar di Toko Modern 

Husnin  menegaskan jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh juru parkir,  harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku. Ia juga mempertanyakan tanggung jawab atas kehilangan kendaraan di area parkir gratis tersebut. Menurutnya, kebijakan ini justru akan membebani para pengusaha dan tidak memberikan solusi yang adil bagi semua pihak.

"Ini harus terima kasih kepada jukir, apa bedanya polisi cepek di perempatan yang cuma mengatur, ini anda lihat, parkir gratis, kehilangan jadi tanggung jawab sendiri. Ini model apa, negara kita negara hukum harusnya jeli kan. Kalau Pak Eri ngomong bahwa usahawan harus menyediakan jukirnya berarti kan membiayai lagi. Terima dan tidak terima di belakang adalah oknum. Kasihan usahawan ditekan tekan  apa kontribusi mereka kepada usahawan itu, tidak ada," ungkap Husnin.

BACA JUGA:Aksi Jukir Gebrak Kaca Mobil Pengunjung Minimarket Kertajaya Berakhir Tipiring 

Husnin berharap Wali Kota Eri Cahyadi lebih bijak dalam mengambil kebijakan dan  melakukan koordinasi dengan pihak terkait sebelum mengeluarkan pernyataan yang berpotensi menimbulkan polemik.

Ia juga menyarankan agar Pemkot Surabaya  memberikan pembinaan dan pelatihan kepada para juru parkir untuk meningkatkan profesionalisme dan pelayanan mereka. 

BACA JUGA:Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Soroti Ketidaktegasan Pemkot Tertibkan PKL dan Jukir Liar 

Ia menekankan pentingnya pendekatan yang lebih humanis dan memperhatikan kesejahteraan para juru parkir. Sebagai penutup, Husnin berharap agar Surabaya tetap menjadi kota yang aman dan nyaman bagi semua warga, termasuk para juru parkir.

"Seharusnya memanggil saya, Ji ayo ditata, kenapa (Eri) harus ngomong sendiri. Sebelumnya tidak ada koordinasi dengan saya (paguyuban jukir Surabaya). Saya tidak perlu dibayar, karena selama tidak pernah dapat bayaran kok. Kita ini orang Surabaya, jangan sampai kota pahlawan dijadikan ajang tidak karuan. Coba paling aman, usawahan, tidak ada pemalak, itu hanya ada di Surabaya, coba di luar Surabaya," tutur Husnin.

BACA JUGA:Tiga Jukir Liar Ditindak Tegas Dishub dalam Operasi Gabungan bersama Kepolisian 

Husnin menambahkan, selama ini selalu ngemong kepada Eri Cahyadi setiap kali bertemu. Seharusnya jukir dibina, diberi pembinaan.

BACA JUGA:Jukir Liar di Surabaya Meresahkan! Usai Kucing-kucingan, Dishub Surabaya Amankan 7 Orang 

"Kenapa parkir berani melakukan minta lebih dari target karena ada tudualisme. Kasihan orang sudah miskin, jukir kulitnya hitam, tidak tambah ganteng itu, seharusnya dibina," tandas Husnin. (rio)

Sumber:

Berita Terkait