umrah expo

Mbah Said Pantas Menjadi Pahlawan Nasional

Mbah Said Pantas Menjadi Pahlawan Nasional

--

Oleh: Rakhmat Hidayat, Redaktur Memorandum

 

Para penggagas dan inisiator asal Kampus Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menganggap kontribusi, komitmen dan kecintaan Kolonel H Moch Said terhadap NKRI patut mendapat apresiasi.

Gagasan mendorong M Said sebagai pahlawan nasional diinisiasi lembaga M Said Foundation bersama keluarga alumni Wijaya Kusuma (Kawikas), dan didukung Ketua Pembina Yayasan Wijaya Kusuma Surabaya melalui rapat kerja nasional (rakernas) Kawikas periode 2025-2030, di Surabaya, Minggu 25 Mei 2025.

Kiprah tokoh Jawa Timur yang juga seorang pejuang ini, merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya.

Moch Said juga dikenal sebagai salah satu pemimpin militer Indonesia yang menjabat sebagai Resimen I Brigade XVI, yang merupakan bagian dari tentara keamanan rakyat (TKR). Moch Said juga sebagai penggerak pasukan dalam menghadapi agresi pasukan Inggris yang mendarat di Surabaya.

Dalam catatan sejarah, pria kelahiran Lamongan 13 Mei 1921 ini, ternyata juga terlibat dalam pertempuran di Jembatan Merah yang menjadi titik strategis di Surabaya. Dan pertempuran itu membuat malu Belanda dengan tewasnya Brigadir Aubertin Walter Sothern Mallaby CIE OBE, seorang perwira Angkatan Darat India Britania.

Moch Said sebagai patriot tidak berhenti di medan pertempuran dan kemerdekaan NKRI. Terdapat banyak bukti sejarah M Said yang tersimpan rapi bersama Presiden Soekarno dalam sebuah lawatan, foto M Said bersama Bung Tomo, dan sejumlah file yang kini tersimpan rapi, bahwa Moch Said adalah pahlawan dan pejuang  NKRI. Catatan dan dokumentasi foto juga menunjukkan ketokohan M Said dikenal dekat Presiden Soeharto.

Dedikasi Moch Said juga ditunjukkan di dunia pariwisata dan pendidikan. Tercatat dalam file, peran beliau di kegiatan pariwisata Jawa Timur. Namun hal itu, belum banyak terbuka di catatan sejarah. Saksi hidup terus digali terkait peranan Moch Said terhadap dunia pariwisata Jawa Timur yang saat ini, juga menjadi pondasi cikal bakal pariwisata Indonesia. Bahkan potensi objek wisata Jawa Timur juga dikenal ke mancanegara.

Dedikasi di dunia pendidikan, juga menempatkan Mbah Said sangat luar biasa. Perhatian dan sebagai perancang melahirkan sejumlah kampus di Kota Surabaya, menunjukkan bahwa Moch Said memiliki perhatian serius terhadap pendidikan generai penerus bangsa.

Bersama tiga tokoh H Soenandar Prijo Soedarmo, yang saat itu menjabat Ketua Pertimbangan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar Tingkat I Jawa Timur, Blegoh Soemarto, ketika itu sebagai anggota Dewan Pertimbangan DPD Golkar Daerah Tingkat I Jawa Timur dan H Moch Said, yang saat itu menjabat Ketua DPD Golkar Daerah Tingkat I Jawa Timur, menjadi bidan lahirnya Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).

Moch Said menunjukkan komitmen pada perjuangan untuk kemerdekaan dan mengisi pembangunan bangsa Indonesia, serta menjaga semangat persatuan dan kesatuan. Moch Said memiliki semangat kebangsaan yang tinggi, rela berkorban, dan berani menghadapi tantangan demi kepentingan bangsa. Sehingga melahirkan anak-anak idiologis yang terus mengawal Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam sebuah buku, berjudul, Sosok Moch Said Ditengah Pergulatan Politik Jatim dengan Tim Penyusun: Ali Salim, Bambang Hariawan, Priono Soebardan. Penerbit MEDia 1993 memberikan catatan sosok patriot dan nasionalisme Mbah Said.

Moch Said adalah sosok tentara yang sangat piawai di dunia politik, hingga saat ini masih melegenda ditelinga para politikus. Said adalah tokoh fenomenal polilitik, dari seorang tentara perpangkat Letnan Kolonel, namun memiliki karisma yang luar biasa. Andaikan dapat diibaratkan Jawa Timur adalah rumah, maka Moch Said adalah Stop kontak aliran listrik yang bisa menyalakan sekaligus memadamkannya.

Dari peran serta komitmen Mbah Said (kami anak anak idiologis Moch Said menyebut, red), mendorong dan sepantasnya Pemerintah Republik Indonesia mengukuhkan gelar sebagai pahlawan nasional. Semangat ini, terus didorong anak-anak idiologis dan tokoh Jawa Timur bahwa melalui tangan dingin Moch Said mampu merangkul semua elemen kekuatan politik, bahkan para aktivis mahasiswa di Jatim sangat dekat dengannya.

Ketokohan bekas Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim ini juga membuat dunia pres memilik peran penting saat itu.

Hingga Mbah Said meninggal dunia, Rabu 19 September 2002. Beliau berpesan untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Ngagel. Menunjukkan bahwa Mbah Said sebagai seorang patriot yang selalu dekat dengan rakyat.

Merdeka !!!

Sumber: