Swasembada Gula, PG Kebon Agung Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Produksi

Swasembada Gula, PG Kebon Agung Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Produksi

Bupati Malang HM Sanusi, Dirut PT Kebon Agung Didid Taurisianto, Kepala PG Kebon Agung Arifin bersama jajaran manajemen dan staf serta undangan yang mengharapkan masa giling 2025 berlangsung lancar. -Achmad Tauchid-

MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - PT Kebon Agung dengan usahanya dua pabrik gula, yaitu PG Kebon Agung dan PG Trangkil memiliki kapasitas giling 24 ribu ton setiap harinya (tcd). Ini merupakan langkah nyata dalam mendukung swasembada gula pada tahun 2028 sesuai dengan Peraturan Presiden No 40 tahun 2023 tentang swasembada gula.

BACA JUGA:PT Kebon Agung Siap Naikan Produksi 20 Persen pada Giling 2025

PT Kebon Agung tidak hanya sekadar mendukung terciptanya swasembada gula, akan tetapi dibuktikan dengan langka nyata atas program pemerintah tersebut. Karena hal itu tidak hanya dilakukan saat ini, namun sejak 2004 hingga 2014 dengan melakukan berbagai peningkatan kualitas maupun kuantitas produksi gula yang dicapai PG Kebon Agung maupun Trangkil.


Mini Kidi--

“Terutama PG Kebon Agung telah melakukan program bisnis jangka menengah, secara masif dan terstruktur yang selaras dengan program pemerintah,” terang Direktur Utama PT Kebon Agung Didid Taurisianto.

BACA JUGA:Pabrik Gula Kebon Agung Peduli Jelang Giling 2025

Program yang dijalankan PG Kebon Agung, Didid menambahkan, bahwa programnya identik dan sesuai dengan Perpres 40 tahun 2023. Oleh karena itu, PG Kebon Agung dan seluruh elemen yang terlibat, pada musim giling tahun 2025 ini akan all out dalam mendukung tercapainya swasembada gula tahun 2028. 

“Kami beserta petani dan seluruh karyawan akan all out mendukung swasembada gula. PT Kebon Agung menjalankan empat pilar,” kata Didid.

BACA JUGA:Ribuan Warga Sukseskan Jalan Sehat PG Kebon Agung

Dalan industri gula, lanjut Didid, harus menerapkan on-farm dan off-farm, karena kompetisi oleh PG tidak bisa dihindari. Untuk menghadapinya adalah meningkatkan pendapatan petani tebu dengan jalan kerjasama dengan lembaga penelitian untuk meningkatkan kualitas tebu.

Dengan begitu dapat dipastikan pendapatan petani tebu akan lebih baik dari pendapatan komoditas lain. Sedangkan dalam off-farm adalah meningkatkan produktifitas, yang memiliki kualitas yang baik agar mampu bersaing dipasaran, sekaligus mampu melayani kebutuhan pasar, tidak hanya menciptakan gula kristal untuk konsumsi tapi juga harus bisa memenuhi kebutuhan industri. 

BACA JUGA:National Sugar Summit VII Digelar 2 Hari di PG Kebon Agung Malang, Ini Hasilnya

“Inilah tantangan PG yang ada di bawah PT Kebon Agung, karena hal itu sesuai dengan Perpres no 40 tahun 2023," imbuh Didid.

Namun, pihak PG yakin bisa meraih hal itu, karena memiliki karyawan dan karyawati yang luar biasa yang menjunjung kebersamaan dan saling sinergi. Hal itu sangat tepat dengan motto giling tahun 2025 yaitu "Satu Jiwa Bersama Meraih Swasembada’.

Sumber: